Tentunya kita masih ingat,
sandal karet berlubang-lubang bermerek dengan logo seekor buaya, yang modelnya aneh
dengan warna yang mentereng, dijual seharga jutaan rupiah di mall-mall, namun
dibeli hingga ludes seperti masyarakat indonesia yang antre sembako.
Tren terkini di negara kiblat
mode, ialah promosi serta penjualan anting yang mirip jepitan baju untuk jemuran,
dibandrol seharga US$400 atau sekitar Rp. 5.700.000. Warnanya pun cenderung
“nge-jreng”, tapi jika memang tidak laku, untuk apa produsennya repot-repot
memperomosikan, bahkan dengan harga yang fenomenal demikian? Anting emas pun
rasanya tidak sampai semahal itu harganya. Sang produsen mengikuti tren pasar,
atau justru hendak sedang membentuk pasar mereka?
Dunia fashion memang semakin tidak
rasional dan kian sukar ditebak arahnya. Mungkin karena kehabisan ide atau
karena budaya masyarakat kita yang sudah berubah, desain asesoris pun mulai
cenderung “out of the box” demi
menarik perhatian pasar yang sudah jenuh.
Anting “jepitan jemuran” yang
dijual oleh merek Ambush dari Jepang dengan nama “Nobo Clip Earring”, kini
menjadi viral karena bentuknya yang tidak lazim dan cenderung “norak” untuk benar-benar
dikenakan sebagai anting di telinga—kecuali untuk penjepit hidung ketika
memilah sampah dari tong sampah rumah.
Alhasil, model anting aneh
tersebut mengundang komentar netizen di sosmed, mengutarakan kekagetan mereka
dan ketidak-percayaan bila akan ada orang yang benar-benar hendak akan
mengenakannya.
Sobat berminat punya anting
aneh model “jepitan baju”? Mengapa juga harus yang aneh-aneh, jika kita bisa
tampil cantik dan manis tanpa harus membuat kita tampak aneh dan lain sendiri
yang pada gilirannya menjadi objek tertawaan orang-orang? Kan saat ini telah
hadir KWANG EARRINGS, dengan pilihan model yang elegan, stylis, cantik,
manis, namun sangat TERJANGKAU!
Dunia mode memang terus mengalami
perkembangan setiap zaman, namun tetap saja tidak elok bila seorang pria
memakai gaun ataupun sepatu high heels, atau memperlakukan daun telinga kita
seperti papan dashboard. Ada hal-hal tertentu yang harus tetap seperti dunia
kelaziman. Inovasi baru tidak menjungkir-balikkan kelaziman, tapi sekadar
menawarkan ide segar yang lebih cerdas dan mendidik.
Namun tak dapat dipungkiri, bagi
sebagian orang, desain yang terlihat aneh justru tampak menarik sehingga dapat
menarik pehatian orang. Sementara itu ada juga yang tidak ingin memakai fashion
aneh demikian, sekalipun itu merupakan keluaran merek produsen ternama.
Jika memang Sobat KWANG suka
model anting “jepitan baju jemuran” semacam itu, Sobat besok pagi bisa ke
tempat jemuran handuk di halaman rumah selepas mandi pagi, lalu ambil sepasang
jepitan handuk, setelah itu tinggal kita jepit deh di daun telinga kita.
Selesai!
Untuk apa juga jauh-jauh
memesan dan membayar mahal untuk apa yang ada di halaman rumah kita sendiri?
Dijamin Sobat tidak akan kalah “norak” dengan mereka yang memakai anting
“jepitan baju” seharta jutaan rupiah ini.
Entah desainer terlalu kreatif
atau sudah terlalu lelah mencari ide baru yang lebih inovatif, produk-produk
fashion sekarang ini semakin aneh saja. Ada sepatu yang berbentuk celana jeans,
hingga baju dengan bra terbalik yang dipakai di punggung. Semua itu semata demi
bisa tampil berbeda dari orang lain. Yang penting tampil beda, sekalipun kadang bisa membuat orang lain salah paham yang melihatnya!
Uniknya, semua produk fashion
nyeleneh ini selalu laris di pasaran dan dipakai oleh mereka yang mengaku trendy
dan mengikuti mode—alias tidak ketinggalan zaman, namun entah zaman apa yang
hendak mereka ikuti dan tuju.
Mungkin kelak akan dihadirkan
desain terbaru: baju terbuat dari plastik transparan, yang membuat tidak
berbeda si peragawati pemakainya dengan tidak memakai selembar pakaian apapun,
sama seperti kisah dongeng “si raja dan pemintal benang transparan” yang
mengenakan jubah transparannya di hadapan rakyat.
Jepitan baju di tempat jemuran,
oleh si produsen fashion, disulat tidak hanya berfungsi sebagai jepitan baju,
tapi juga sebagai anting bila Sobat memang ingin jadi pusat perhatian, karena
tampil lain daripada yang lain. Namun mengapa juga harganya demikian mahal ya,
sampai jutaan rupiah untuk anting berbentuk jepitan baju? Apakah benar anting model
aneh semacam itu kono diburu oleh para pecinta fashion meskipun harganya jualnya
demikian bombastis tidak masuk akal?
Ternyata anting “jepitan baju”
ini dijual dengan harga sekitar Rp. 5,6 juta bukan untuk sepasang, tapi untuk
satu anting saja. Artinya bila kita ingin memakainya sepasang, maka kita harus membayar
sekitar Rp. 11 juta. Atau memang tren-nya ialah memakai anting disebelah saja, pada
salah satu daun telinga.
Bagaimana cara memakainya? Sebagaimana
lazimnya jepitan baju, telinga si pembeli tidak perlu ditindik. Untuk memakai
anting-anting berbentuk penjepit baju untuk jemuran ini, cukup jepitkan saja
anting ini ke cuping telinga sobat dan biarkan dia menjuntai alias benar-benar dijepit
jepitan!
Pastilah terasa aneh dan sakit
pada mulanya, tapi tak perlu khawatir, kamu akan segera terbiasa, termasuk
terbiasa dengan pandangan sinis orang lain yang menganggap kalau kamu orang yang
aneh.
Sejauh ini belum pernah ada orang
yang terlalu waras untuk menjepitkan penjepit baju ke diri sendiri “atas nama”
fashion. Jika atas nama hukuman karena kalah taruhan atau kalah dalam permainan,
mungkin masih bisa dimaklumi.
Tapi kan memakai anting untuk
dipamerkan di depan publik, bayar mahal pula, bukankah itu namanya
mempermalukan diri sendiri? Tentu saja seseorang memakai anting untuk
dipertunjukkan ke banyak orang, bukan dipakai di kamar seorang diri seharian
suntuk.
Kemungkinan, desainer Ambush
pernah berwisata ke Indonesia, dan melihat anak muda Indonesia sedang memberi
hukuman permainan dengan penjepit jemuran, kemudian sang desainer terinspirasi
menciptakan aksesoris anting model “jepitan baju”—dikiranya di Indonesia sedang
tren anting model macam ini. KWANG menyebutnya salah-kaprah yang berujung
modis.
Model yang aneh hal baru di
dunia mode, bahkan semakin aneh akan dinilai semakin kreatif dan semakin berani
si pemakainya. Peragawati yang memakainya dibayar untuk itu. Tapi jika membayar
mahal untuk membeli dan memakainya secara sukarela dan senang hati, mungkin
memang ada yang salah dengan selera kita dan selera desainernya.
Ada juga model gaun yang hanya
bergantung diatas seulas benang, sehingga ketika benang itu copot atau putus tiba-tiba
di depan banyak audiens, maka gaunnya akan ikut jatuh sehingga mengakibatkan
wanita pemakainya tidak lagi berpakaian seperti insiden yang terjadi pada Janet
Jackson, adik dari Michael Jackson si bintang Raja Pop.
Lain lagi dengan Brand Primark yang
dipuji karena tampilkan model yang gigi depannya tanggal alias ompong, namun
tetap tersenyum lebar dengan penuh percaya diri dalam poster iklannya. Bila
biasanya tim kreatif dunia mode menampilkan model bertubuh ideal berwajah
cantik, gigi putih bersih dan rambut tertata sempurna, Primark memilih jalur
lain dengan model yang lebih 'nyata' dengan target pasarnya.
Yup, banyak diantara kita yang berparas
tidak sesempurna artis Korea, maka kedekatan dengan produk promosi tim kreatifnya
menjadi mengena di hati kita.
Para audiens menyatakan senang
melihat produk iklan yang menggunakan orang yang nyata sebagai modelnya. Dengan
begitu kita dan anak-anak kita tak akan tumbuh dan berpikir mereka harus
terlihat dengan cara tertentu.
Jadi diri sendiri tanpa
penyesalan, orang-orang boleh beropini, tapi dirimu yang terpenting, jadi
cintai dirimu sendiri! Demikian komentar warga lainnya.
KWANG jadi ingat kelakar
seorang penjual martabak di dekat kediaman KWANG beberapa tahun lampau, dimana
si penjual martabak ini menawarkan aneka ragam pilihan rasa yang aneh-aneh
bahan baku dan aplikasinya.
Menurut pengakuan si penjual
martabak kepada KWANG, seperti ini : “Semakin
aneh suatu produk yang kita jual, semakin menarik minat masyarakat. Konsumen
kita sekarang ini seperti itu tren-nya.”
Mungkin ada yang benar apa yang
disampaikan si penjual martabak tersebut. Terbukti dagangan martabaknya laris
manis dan tidak pernah sepi dari pembeli dan pelanggan. Sebaliknya, penjual
martabak konvensional yang berjualan di seberangnya, kian sepi dari peminat dan
mulai ditinggalkan oleh pelanggan mereka.
Fashion yang unik dan kocak,
bahkan bisa menjadi pusat hiburan oleh orang-orang yang melihatnya. Mungkin memang
itulah tujuan dari fashion yang bisa sekaligus menjadi hiburan bagi banyak
orang. Namanya juga fashion, kodratnya ya untuk dipertunjukkan ke khalayak
ramai.
Bisa jadi di negara asal pusat
fashion tersebut, itulah tren setempat. Namun menjadi rancu sekaligus aneh bila
kita terapkan juga di budaya negeri kita, kecuali mereka terlampau berani untuk
mencobanya juga di sini.
Ada juga fashion yang hanya
berupa bahan kaos polos dengan tulisan berisi kata-kata movitasi dan kalimat
mutiara. Namun bagaimana jika tulisannya seperti ini : "Bagaimana mungkin kamu bisa mengatasi
masalahmu, jika permasalahannya adalah di wajahmu".
Siapa juga yang mau kita
salahkan jika kata-kata di kaos itu ada benarnya juga? Atau kalimat bijak dalam
kaos yang berbunyi : “Siapa yang butuh
cinta jika ada pizza?!” Mungkin desainernya disponsori oleh perusahaan
penjual pizza.
Bahkan ada pula kacamata yang pada
frame bagian atasnya diberi bulu mata. Mungkin kebanyakan orang sudah bosan
dengan model kacamata yang bentuknya “gitu-gitu” aja, sehingga ingin sesuatu
yang berbeda dari biasanya.
Selalu harus ada yang mulai
untuk membuat tren baru, itulah yang kemudian kita kenal sebagai trendy tren
terbaru—selalu harus ada yang memulainya, meski pada mulanya tampak aneh dan
ganjil.
KWANG masih ingat sekitar 10
tahun lalu, di Indonesia belum tren pejalan kaki di jalan raya mengenakan
masker dari kain. Bahkan pernah ada pejalan kaki lain yang menertawakan KWANG
yang mengenakan masker dari kain. Mereka pikir, masker hanya bagi pengendara motor.
Namun kini, bukan hal yang asing lagi dan sudah jamak pejalan kaki terlihat
mengenakan masker.
Terkadang fashion memang harus “melawan
arus” untuk memulai yang baru. Tapi mengapa juga harus membuat tulisan di kaos
seperti : "Don't Happy, Be Worry”?
Tapi mengapa juga masih ada orang yang membeli dan memakainya?
Ingin tampil beda daripada
lainnya, tapi mengapa juga masih harus menjungkir-balikkan apa yang tidak lazim
menjadi suatu kelaziman yang belum tentu cocok dan serasi? Tren dibentuk tidak
harus secara dipaksakan, tapi sifatnya natural saja terjadi, bukankah begitu?
Tidak selamanya hal-hal yang
kreatif dan unik berdampak negatif bagi kita. Ada juga manfaat yang dapat kita
berdayakan. Seperti misalnya sebuah hasil studi yang menyebutkan bahwa Klakson
Suara Bebek lebih nyaman didengar pengguna jalan lainnya.
Siapa yang suka diklaksoni oleh
pengendara lain dari belakang, terlebih bila suaranya membuat terkejut dan naik
darah. Tersulut emosi, bisa jadi sumber pertikaian dan peningkatan stres di
jalan umum, terutama di persimpangan lampu merah yang macet.
Sebuah studi tim dari
Universitas Soongsil di Seoul, Korea Selatan mengatakan formulasi bunyi klakson
yang lebih ramah di telinga untuk digunakan adalah suara bebek, ditambah lagi
lebih ramah pada pejalan kaki.
Ternyata bunyi suara klakson
yang dimodifikasi sehingga terdengar seperti bunyi bebek sintetik, tetap dapat menarik
perhatian orang sebagai pemberitahuan ada kendaraan yang akan melintas dari
belakang, dengan cara yang tidak terlalu membuat stres.
Mulanya, suara hasil modifikasi
diperdengarkan kepada 100 responden dalam penelitian. Hasilnya, mayoritas
responden memilih suara bebek sebagai suara yang paling ramah didengar.
Selama kreativitas dapat
membawa manfaat, maka harus didukung, seperti klakson dengan suara bebek untuk
mengurangi level stres pengguna jalan ini. Ia juga menyimpulkan klakson mobil
yang tidak “mengejutkan” dapat berkontribusi terhadap keselamatan pengguna jalan
karena tidak mengganggu konsentrasi pengemudi lainnya.
Suara klakson bebek dapat
segera memperingatkan pejalan kaki akan bahaya sambil mengurangi
ketidaknyamanan dan tekanan suara. Yang terpenting, klakson quacking (suara bebek) masih melakukan
tugasnya untuk mengingatkan orang akan bahaya, tetapi melakukannya tanpa
membuat kesal, menurut Myung-Jin si peneliti. KWEK KWEK KWEK...!!!
Mungkin kuncinya ialah tetap
tampil penuh percaya diri dan memang membawa manfaat, seaneh apapun orang lain
menilainya.
Mungkin juga kelak, KWANG pun
akan mencoba menjajal pasar dengan menjual anting berbentuk sandal, panci,
sendok, piring, gelas, garpu, sampai anting berbentuk sertrika baju. Siapa tahu
diminati masyarakat. Karena KWANG EARRINGS adalah teman terbaik mu! 😊😌😋
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Khusus untuk keperluan pemesanan barang dari Thailand, pemesanan dompet impor souvenir resepsi pertunangan / perkawinan, maupun untuk jasa PRIVATE TOUR GUIDE LEADER FREELANCE RIANA di Thailand, contact person:
- WhatsApp : (Thailand prefiks +66) 977-146-077 [PENTING : Pastikan simbol "+" disertakan sebelum input prefiks "66" dalam daftar nomor kontak pada perangkat seluler penelepon];
- email: guide.riana@gmail.com
- LINE : RIANASHIETRA
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA