By SHIETRA - October 21, 2019
Sebaiknya kita tidak terkecoh
dengan tergoda untuk membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih
negatif perilaku dan kebiasaannya daripada diri kita. Alih-alih menjadikan
orang yang perilakunya negatif sebagai perbandingan, maka akan lebih positif
dan lebih sehat bila kita membuat perbandingan antara diri kita dan orang-orang
yang lebih positif dan lebih baik cara hidupnya, cara berpikirnya, cara menjalani
kesehariannya, dan dari cara ia bersikap.
Sebagai contoh, menjadikan
seorang pecandu obat terlarang, membuat kita seolah tampak “masih lebih baik”
menjadi pecandu minuman beralkohol—padahal, keduanya sama-sama tidaklah baik.
Menjadikan seorang Nobita (dalam kisah film kartun Doraemon) yang selalu
mendapat nilai “nol” (0) dalam lembar hasil ujiannya di sekolah, mungkin
membuat kita merasa bangga “masih (sedikit) lebih baik” mendapat nilai
2,5—padahal itu artinya sama pemalasnya dengan si Nobita.
Membanding-bandingkan dapat
menjadi hal yang baik dan bermanfaat, namun juga dapat menjadi kontraproduktif
bila kita keliru mengambil sosok yang hendak kita jadikan “sampel” pembanding.
Karena itulah, sosok teladan yang kita pilih, haruslah memiliki karakter yang
ideal dan tidak tercela—kalaupun masih ada “cela” dalam sikapnya, setidaknya
“tidak parah-parah amat”.
Namun, bagaimana jika kita
pernah membuat perbandingan yang keliru dengan orang / sosok yang keliru?
Jangan khawatir ataupun berputus asa, oleh sebab sebuah peribahasa dari Negeri
China berikut ini mungkin dapat menjadi inspiratif buat Sobat yang sedang ingin
menata diri menyongsong masa depan yang lebih cerah:
“The best
time to plant a tree was 20 years ago. The second best time is NOW.” (Waktu terbaik untuk menanam sebuah pohon,
ialah 20 tahun lampau. Waktu kedua terbaik, ialah SAAT KINI.)
Seseorang yang kita jadikan
sebagai teladan, dapat menjadi tolak-ukur sikap yang kita pelajari dan “tiru”
dari sang sosok tersebut. Hal tersebut menjadi penting, yakni “sikap” itu
sendiri, mengingat diyakini bahwa pemilihan atas suatu “tingkat sikap” akan
sangat menentukan tingkat kehidupan kita.
Sikap yang berkualitas
diharapkan dapat memandu kita menuju kualitas hidup yang juga berkualitas.
Karena itulah, menjadi penting untuk selalu mengambil perbandingan dengan
orang-orang yang lebih positif dan berkualitas.
Apakah ada kata “terlambat”
untuk memulai langkah awal dari awal? Apakah ada kata “terlambat” untuk memulai
semuanya kembali dari awal? Apakah ada kata “terlambat” untuk memutar haluan
sejauh apapun kita telah salah melangkah? Kabar baiknya, seseorang yang tidak
dikenal pernah membuat kalimat motivasional hebat sebagai berikut:
“We are
judged by what we finish, not by what we start.” (Kita dinilai dari apa yang telah kita capai, bukan dari dan bagaimana
kita memulainya.)
Membuat perbandingan dengan
mereka yang lebih positif, dapat membuat sebentuk “keajaiban”, seperti ditulis
oleh Nafisa Rayani dalam artikel singkatnya dalam buku “Chicken Soup for the Soul : Kekuatan Berpikir Positif—101 Kisah
Inspiratif tentang Mengubah Hidup dengan Berpikir Positif”, Editor Jack
Canfield dkk., versi terjemahan Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, Cetakan ke-14 November 2018, dengan kutipan sebagai berikut:
“Apakah kau berpikir kau bisa
ataukah tidak bisa—kau tetap saja benar.” (HENRY FORD)
Mr. Musau
Aku menatap surat kabar yang
tergeletak di atas meja, perlahan mengetuk-ngetukkan bolpoin merah di tanganku
ke cangkir kopiku. Aku telah melihat-lihat lowongan pekerjaan tetapi tak satu
tawaran pun menarik bagiku.
Aku menengadah dan menangkap
bayangan di kaca rak pajang—duduk di mejaku, dengan setelan jas dan rok abu-abu
gelapku yang rapih. Ngapain juga aku di sini?
Ini bukanlah tempatku yang
semestinya. Aku menatap ke sekeliling ke setelan pria yang tergantung rapih
berderet, bahan-bahan mahal yang nyaris berkilauan di bawah sinar lampu yang
menyorotinya.
Baru-baru ini aku pengangguran
dan menjadi manager toko busana kelas atas ini sebagai jalan keluar sementara
sambil mencari pekerjaan di dunia korporasi. Aku baru saja bekerja sebulan dan
rasa frustasiku tidak mendapatkan pekerjaan semakin menjadi.
Perhatianku terarah pada
seorang perempuan yang baru saja masuk ke dalam toko, sambil mendorong seorang
lelaki yang duduk di kursi roda.
Segera saja, salah satu
pramuniaga menghampiri lelaki itu dan menyapanya. “Bagaimana kabar Anda hari
ini, Mr. Musau?” tanyanya.
Lelaki itu menatap kosong ke
depan seolah-olah dia tak mendengar pertanyaan itu. Dia berpakaian rapi tetapi
terkulai di kursi rodanya, dan di wajahnya terlihat kepasrahan.
Sebelum ini aku sudah pernah
mendengar tentang Mr. Musau dari teman-teman kerjaku di toko busana ini—belaiu
seorang pelanggan tetap toko ini dan amat murah hati dalam memberi tip bagi
pegawai di toko ini. Dia baru saja mengalami stroke dan tak seorang pun pernah
berjumpa lagi dengannya sekitar enam minggu itu.
Perempuan itu mendorong kursi
roda Mr. Musau ke mejaku tempatku baru saja berdiri dan berkata kepadaku, “Saya
akan memilih beberapa helai kemeja baru untuk suamiku. Saya titip dia di sini
sementara saya memilih.”
Aku mengangguk dan tersenyum
ketika dia memarkirkan kurdi roda Mr. Musau di ujung meja.
“Halo, Pak,” sapaku sambil
duduk kembali. Mr. Musau tidak merespons.
Aku mulai merasa tidak nyaman. Kediaman
yang mencekam membuatku tidak nyaman dan biasanya aku menggumam bila tidak ada
tanggapan.
“Ayah saya kena stroke empat
tahun yang lalu,” cetusku tanpa berpikir. Mr. Musau terus saja memperlihatkan
tatapan kosong. “Dia mengidap penyumbatan darah di otaknya yang membuatnya kena
stroke,” aku melanjutkan.
“Dia pun menggunakan kursi roda
setelah itu dan separuh kaki kanannya tak bisa digerakkan lagi. Dia juga
kehilangan ingatannya. Sungguh amat berat baginya untuk beralih dari kepala
rumah tangga menjadi orang yang bergantung padaku dan ibuku. Saya kira dia
bahkan sampai depresi sewaktu pulang ke rumah dari rumah sakit, dan tidak mau
bicara selama beberapa hari. Tetapi lalu seolah-olah ada sesuatu yang tiba-tiba
tercetus di kepalanya, perilakunya pun berubah. Dia tidak membolehkan kami
melakukan apa pun untuknya kecuali dia mencobanya sendiri terlebih dahulu. Beberapa
minggu kemudian, dia mulai mencoba bangun dan berdiri sendiri dari kursi
rodanya dan berjalan beberapa langkah. Kadang-kadang dia terjatuh dan kami akan
menolongnya, tetapi dia selalu bangkit lagi dan terus mencoba. Ayah saya itu
sebelumnya adalah seorang lelaki yang sangat bersemangat. Setiap minggu, dia
berjalan semakin jauh dari kursi rodanya tanpa kehilangan keseimbangannya. Akhirnya
dia bisa berjalan sendiri tanpa bantuan sama sekali. Dia kembali jadi mandiri
lagi!”
Mr. Musau sama sekali tidak
menoleh kepadaku selama aku bercerita.
“Sungguh luar biasa apa yang dapat
dilakukan oleh kekuatan pikiran, Mr. Musau,” aku menambahkan secara perlahan.
Saat itu, Mrs. Musau telah
datang ke arah kami dengan menenteng tas di tangannya dan berkata kepadaku, “Semoga
dia tidak mengganggu Anda. Terimakasih sudah menemaninya.”
“Sama sekali tidak, Bu,”
sahutku. “Selamat siang! Sampai jumpa, Mr. Musau,” seruku ketika Mrs. Musau
mendorong kursi rodanya menuju keluar.
Beberapa minggu setelah
pertemuanku dengan Mr. Musau, aku mendapat tawaran kerja di sebuah korporasi. Aku
pindah kerja dan jarang membahas pekerjaan sementaraku dahulu itu ketika masih sebagai
manajer toko pakaian. Soal Mr. Musau, aku bahkan sudah sama sekali
melupakannya.
Begitulah, sampai pada suatu
hari Sabtu setahun kemudian, ketika aku mendapatkan telepon dari manajer toko
pakaian yang baru di toko pakaian pria. Manajer itu menyampaikan bahwa Mr.
Musau sudah menanyakanku selama berbulan-bulan dan akhirnya membujuk manager
itu untuk melacak nomor kontakku dari sistem mereka.
Bingung dan tanpa sadar, aku
setuju untuk bicara dengan Mr. Musau. “Halo?” Suara tak kuduga mantap dan jernih.
“Hei, Mr. Musau!” kataku, kaget. “Bagaimana kabar Anda?”
Suara yang mantap itu menjawab,
“Aku sudah terus mencoba mengontakmu selama berbulan-bulan,” katanya. “Aku
perlu menyampaikan sesuatu kepadamu. Setelah aku kena stroke, semua orang,
termasuk istriku, menganggapku seolah-olah aku sudah mati. Aku berdoa setiap
malam agar Tuhan mengambil nyawaku dan membebaskan aku dari penderitaan dan
kondisi itu. Lalu aku berjumpa denganmu. Kau bicara seolah-olah aku ini masih
berarti, meski kau pastilah berpikir aku tidak menyimak apa yang kau sampaikan.
Kau telah memberiku inspirasi dengan ceritamu tentang ayahmu dan bagaimana dia
menggunakan pemikiran positif untuk memulihkan kelumpuhannya. Aku sangat ingin
bertemu denganmu dan ayahmu.”
Dengan luapan perasaan yang
menyekat kerongkonganku, aku menjawab, “Tentu saja, Mr. Musau. Kami bisa
mengunjungi Anda di rumah bila Anda berkenan—mungkin itu akan lebih nyaman bagi
Anda.”
Kalimat selanjutnya dari Mr.
Musau, sungguh-sungguh membuatku terharu.
“Sayangku, Aku ingin menunjukkan
kepadamu pengaruh kata-katamu terhadapku. Berkat dirimu, kini aku sudah bisa
menyetir sendiri dan berjalan sendiri ke mana pun yang mudah buatmu untuk kita
berjumpa! Aku ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepadamu karena
telah membantuku menyadari bahwa semuanya terserah padaku untuk memastikan
bahwa aku masih berarti.”
Saat sebutir air mata jatuh dan
bergulir di pipiku, dia bertanya, “Tidakkah luar biasa apa yang dapat
dilakukan oleh kekuatan pikiran?”
Tidakkah luar biasa meneladani
keteladanan mereka yang positif dan bermental luar biasa? Tidakkah luar biasa
menciptakan keajaiban lewat meneladani sikap positif orang-orang positif? Tidakkah
luar biasa turut berjalan di jalan orang-orang positif?
Karena KWANG EARRINGS
adalah teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM