Ternyata tidak semudah itu
untuk bisa menjadi seorang konsumen yang baik, disaat perilaku kalangan
produsen maupun pedagang yang kurang baik terhadap produk yang mereka lempar ke
pasar, terjadi demikian masif dan meluas.
Sebagai contoh, baru-baru ini
KWANG yang mengalami kerusakan pada perangkat handphone, ternyata tidaklah
sukar bagi kita untuk mencari merek serta tipe handphone yang dapat dibeli
sebagai penggantinya. Namun yang membuat KWANG pusing tujuh keliling, buku
petunjuk gadget tersebut mengingatkan agar konsumen / pembeli tidak membuang
baterai maupun perangkat elektronik ke tempat sampah umum, tapi ke tempat
khusus barang elektronik bekas, karena baterai dan barang elektronik mengandung
merkuri ataupun logam berat lainnya, yang berbahaya dan beracun bagi
kelestarian lingkungan hidup.
Masalahnya, KWANG tidak pernah
melihat adanya gerai penjualan gadget maupun official store di Indonesia yang menyediakan layanan penerimaan dan
penampungan perangkat gadget bekas yang sudah tidak terpakai oleh konsumen mereka,
untuk mereka olah kembali dan daur ulang yang sesuai standar keamanan
lingkungan hidup.
Berdasarkan laporan yang
diliris sejumlah media, setiap tahunnya pasar di Indonesia menyerap puluhan juta
perangkat baru handphone, maka artinya akan ada equivalen puluhan juta
handphone bekas yang tercampakkan menjadi sampah (limbah tidak teruraikan), belum
lagi kita berbicara limbah bekas gadget-gadget lainnya seperti komputer,
laptop, tablet, speaker sound system, televisi, kulkas, mesin cuci, kamera,
video game, amplifier, DVD player, dsb.
Karena pihak penjual maupun
produsen tidak memberi akses ataupun kemudahan bagi masyarakat dan konsumen
mereka untuk menyerahkan ke tempat penampungan yang mereka buka sebanyak /
sebanding dengan jumlah gerai penjualan mereka, alhasil KWANG duga semua barang
bekas tersebut berakhir nasibnya pada tempat pembuangan sampah umum, atau
bahkan dibuang ke tempat-tempat yang tidak semestinya seperti ke sungai, ke
laut, ke tanah, dsb, atau bahkan ke pekarangan rumah mereka sendiri yang kemudian
dimakan oleh ayam yang mereka pelihara sebelum kemudian dimakan oleh pemiliknya.
Bagaimana bangsa ini mengharap untuk hidup sebat, bila perilaku dan
kebiasaannya demikian?
Jika perangkat yang mengandung
limbah dan logam berat beracun serta berbahaya demikian sampai mencemari
lingkungan ekosistem sungai maupun laut, terlebih tanah tempat tumbuhnya
tanaman sayur dan buah-buahan, maka dapat dipastikan paparan logam berat dan
beracun akan berakhir pada rantai piramida makanan yang ujungnya akan dimakan
oleh penduduk kita itu sendiri. Pernah mendengar istilah seperti micro-plastik,
limbah plastik yang terserap oleh tumbuhan sayur dan buah-buahan yang kita konsumsi
sehari-hari?
Hal yang juga tak kalah
mengerikan, dalam setiap buku petunjuk alat elektronik disebutkan dengan nada
peringatan sangat tegas dan keras, JANGAN MEMBUANG BATERAI KE TEMPAT SAMPAH
BIASA DAN JANGAN DIBAKAR, KARENA DAPAT MELEDAK!
Selama ini di Indonesia, semua
sampah dan limbah domestik dibuang dan berakhir pada tempat penampungan sampah
akhir yang menggunakan metode timbun atau pembakaran. Bagaimana jika sampah
limbah domestik itu bercampur limbah baterai bekas, lalu dibakar di tempat
penampungan sampah akhir tersebut? Tidak heran bila sering tersiar kabar kejadian
meledaknya tempat-tempat penampungan sampah, yang bisa jadi... karena ulah
kita-kita selaku konsumen.
Sobat-sobat sekalian termasuk KWANG,
pastilah ingin menjadi konsumen yang baik dan bertanggung-jawab terhadap alam,
kelestarian, keselamatan, dan terhadap produk yang selama ini kita beli dan
konsumsi.
Namun masalah terbesarnya,
kemanakah tempat kita dapat menyerahkan seluruh barang elektronik bekas
demikian? Jikalau pun ada, apakah mudah bagi kita untuk menjumpai dan
mengaksesnya? Mengapa para produsen dengan seluruh gerai resminya tidak
memiliki tanggung jawab moral ataupun corporate
social responsibility untuk mengundang, menerima, dan menampung serta
mengedukasi para konsumen mereka untuk menyerahkan saja kepada mereka barang-barang
elektronik bekas yang mereka produksi dan jual, termasuk kemudahannya seperti
cukup mengirim via pos tanpa harus datang langsung.
Apakah pernah, di Indonesia kita
menjumpai gerai-gerai penjualan barang elektronik yang juga menyediakan loket
khusus untuk menampung barang-barang bekas? Itulah cerminan kurangnya kesadaran
para produsen maupun tanggung jawab moral para pedagang dan penjual kita,
selain hanya berorientasi profit tanpa memikirkan kelestarian alam dan
lingkungan hidup. Mereka menjadi besar dengan mengorbankan lingkungan hidup.
Semestinya, menurut hemat
KWANG, pemerintah perlu mulai untuk turut tangan dan mengintervensi perilaku komersiel
“tidak sehat” demikian, dengan membuat kebijakan atau peraturan agar pihak
produsen maupun gerai-gerai penjualan barang elektronik menyediakan pula loket-loket
penampungan barang elektronik bekas agar dapat ditampung, dikumpulkan, untuk
kemudian diproses secara lestari, dan didaur ulang limbahnya.
Ironi atau dilematika demikian
sama persis dengan selama ini sikap reaktif pemerintah Indonesia yang bercuap-cuap
betapa sampah plastik dan styrofoam mencemari ekosistem sungai maupun laut
kita. Masalahnya, bukannya konsumen produk plastik kita tidak memiliki
kesadaran untuk memilah limbah domestik rumah tangga—namun tiadanya sarana yang
memadai maupun kemauan / keseriusan pihak pemerintah itu sendiri.
Contohnya, kita dapat saja
menemukan tong sampah yang dipilah atau dibedakan antara sampah organik dan
sampah an-organik. Meski demikian, pada muaranya tetap saja semua itu berakhir
menjadi satu, bercampur-aduk antara sampah kompos dan sampah-sampah plastik
maupun limbah lainnya menjadi satu tumpukan gunung sampah yang menyerupai “gado-gado”.
Menjadi suatu kesia-siaan bila setiap
rumah tangga merepotkan diri untuk melakukan pemilahan demikian, bila pihak
pemerintah justru selama ini salah urus dan salah kelola manajerial pengelolaan
sampah di kota dan negeri mereka sendiri. Bahasa sederhananya, mau cari
gampangnya saja”—suatu sikap pragmatis yang harus kita bayar dengan rusaknya
ekosistem kita hidup dan bertopang.
Sehingga, terhadap isu
pencemaran lingkungan oleh sampah plastik, hal demikian sejatinya menjadi
cerminan kegagalan pemerintah kita itu sendiri, yang selama ini gagal mengelola
manajemen perlimbahan sampah rumah tangga domestik, sehingga pada ujungnya
pencemaran lingkungan terjadi tanpa dapat dihindari. Tiada akses bagi masyarakat
untuk memilah dan membuang sesuai dengan apa yang telah mereka pilah, pada
gilirannya menjadi program “kontraproduktif” untuk menyelamatkan lingkungan.
Keseriusan pihak pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, KWANG nilai masih separuh hati, lantas semudah
bagi mereka mengkambing-hitamkan perilaku masyarakat yang suka membuang sampah
sembarangan—hal yang disebut terakhir tersebut pun patut kita akui
kebenarannya, sehingga memperparah kelangsungan dan keberlanjutan ekosistem dan
lingkungan hidup kita. Ketika pemerintah dan warga masyarakatnya, sama-sama bersikap
pragmatis, berakal pendek, maka kepunahan ekosistem sejatinya sudah di depan
mata. 😈😇😉
Sebagai penutup, KWANG akan
mengutipkan sebuah pepatah indah yang berasal dari Suku Indian di Benua
Amerika, bahwasannya kita tidak sedang mewariskan alam ini kepada generasi
penerus, kita hanya sedang MEMINJAM-nya dari anak dan cucu, sehingga kita
tidak pernah berhak untuk merusak apa yang sedang kita pinjam.
Karena KWANG EARRINGS
adalah teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM