By SHIETRA - November 10, 2019
Apakah arti sebuah kejujuran,
dan apakah pula makna dibalik sebuah ketidakjujuran? Banyak kita jumpai dalam
kamus, seolah-olah lawan kata dari “kejujuran” ialah “kebohongan” atau “dusta”—padahal,
menurut KWANG, perspektif demikian kuranglah tepat adanya, sebagaimana akan
KWANG ulas dalam kesempatan kali ini.
Lawan kata dari sebuah “kejujuran”, ialah “manipulasi”—dimana perbuatannya disebut
sebagai “memanipulasi” (dengan kata kerja pasifnya “termanipulasi” atau “dimanipulasi”)
dan pelakunya disebut sebagai seorang “manipulator”. Semua manipulatif
(sifat memanipulasi) selalu bersifat “ketidakjujuran” itu sendiri.
Karenanya, ingat manipulasi,
ingat intrik dan modus yang tidak jujur dan penuh rangkaian ketidakjujuran. Karenanya
pula, manipulasi selalu adalah hal yang jahat dan buruk, yang harus kita jauhi
dan “sterilkan” dari perilaku diri kita sendiri.
Memanipulasi, selalu
menggunakan cara-cara terselubung, cara-cara curang, hingga cara-cara kotor dan
cara-cara yang tidak adil. Ia selalu berupa “jalan pintas” dan “jalan instan”
bagi orang-orang yang tidak ingin bekerja keras dalam meraih dan mendapatkan
sesuatu, hingga untuk melepas tanggung jawab, dan mengakomodasi keserakahan si
pelakunya.
Seseorang yang ingin dihormati,
namun dengan menempuh cara-cara tidak jujur seperti memberi suap, menggunakan
ancaman kekerasan, hingga cara-cara jahat seperti “black magic”, ataupun menggelar acara “bhakti sosial” disertai “hidden agenda” yang sejatinya
mencerminkan ketidaktulusan dan ketidakjujuran maksud sebenarnya si pelaku kegiatan
sosial, merupakan contoh pribadi dan karakter seseorang yang mengandalkan
manipulasi dalam memanipulasi orang lain.
Mereka tidak ingin bekerja
keras secara tulus, juga tidak ingin membangunnya secara jirih payah yang
jujur, namun sekadar ingin cepat mendapat sesuatu secara “pintas dan instan”. Memanipulasi
dapat bersifat sangat jahat, mulai dari segala intrik-intrik memanipulasi
emosi, perasaan, hingga pikiran orang lain. Terdapat pula manipulasi yang
sangat halus dan panjang, namun terdapat pula manipulasi yang sangat kentara
dan cepat seperti hipnotis.
Manipulasi, selalu dibangun
dari pilar-pilar ketidakjujuran, tidak pernah dibangun dari fondasi kejujuran—karena antara “kejujuran” dan “manipulasi”
adalah lawan kata satu sama lainnya. Dapat dikatakan, seorang manipulator hidup
dari berdiri pada bangunan yang dibangun dari pilar-pilar ketidakjujuran—dirinya
berdiri di atas puncak ketidakjujuran seorang umat manusia.
Bagi seorang manipulator,
kejujuran adalah musuh, dan ketidakjujuran sudah menjadi bagian dari diri dan
kehidupannya sendiri—dan jika perlu membungkam orang lain yang hendak berkata
jujur tentang dirinya. Seolah, tanpa bersikap tidak jujur maka belum lengkap
sudah hidupnya dalam setiap harinya—dan tipe karakter manusia semacam itu tidak
jarang KWANG jumpai dalam keseharian di Indonesia.
Orang-orang bertipe
manipulatif, selalu menampilkan wajah dan tutur kata ataupun sikap yang seolah
penuh perhatian serta baik hati, namun selalu pula mengandung niat buruk secara
tersembunyi dan sangat terselubung karena mereka adalah seorang “aktor” yang
sangat ulung dan piawai / terampil dalam menyembunyikan “wajah asli” mereka—alias
berakting layaknya panggung opera, lengkap dengan topeng yang mereka kenakan.
Seorang manipulator, memiliki
agenda tersembunyi untuk mengambil untung demi kepentingan pribadi dengan cara
memanipulasi korban-korbannya. Sebanyak apapun korban-korbannya telah
berjatuhan, biasanya seorang manipulator tidak pernah puas, dan akan selalu
menjadi “predator” yang memiliki nafsu keinginan lebih besar lagi, memburu dan
terus memburu tanpa kenal puas—dan tanpa kenal rasa bersalah, itulah yang
paling berbahaya dari seorang manipulator, licik dan tidak manusiawi.
Mereka, para manipulator, bahkan
tidak mampu bersikap jujur terhadap dirinya sendiri, selalu menipu dirinya
sendiri, dan tertipu serta turut dikelabui oleh dirinya sendiri pula.
itulah ironisnya dari seorang manipulator, bahkan dirinya tidak diperlakukan
jujur oleh dirinya sendiri. lambat laun, seorang manipulator pun akan
dimanipulasi dan “ditumbalkan” oleh dirinya sendiri. Mungkin itulah yang
disebut dengan “hukum karma”. Mereka harus “membayarnya”, ketika ajal
menjelang.
Berbohong, bila menjadi
kebiasaan, maka dirinya akan menjelma menjadi seorang “manipulator”. Terdapat seseorang
tokoh yang pernah menuturkan kapada KWANG, bahwa seorang manusia itu,
semakin banyak berbicara maka akan semakin banyak berbohong. Penuturan lugas
tersebut tampaknya senada, dengan sebuah pepatah yang berbunyi sebagai berikut:
“Semakin banyak kita berbicara tentang diri kita sendiri, semakin
banyak pula kemungkinan untuk kita (tergoda untuk) berbohong.” (Anonim)
Ucapan, seringkali penuh
ketidakjujuran. Namun sebuah aksi nyata, dapat menjadi wujud nyata yang mudah
kita nilai. Itulah sebabnya, banyak sekali ketidakjujuran terjadi lewat
perbuatan berupa ucapan verbal ataupun tulisan. Sebab itu pulalah, kriteria
dari “perbuatan” dalam perspektif Hukum Karma, terdiri dari perbuatan lahiriah,
pikiran (niat atau perencanaan, karena setiap rencana belum tentu selalu
berhasil), serta setiap ucapan.
Janganlah berpkir, seolah
memanipulasi seseorang namun calon korbannya tidak “termakan” oleh manipulasi
yang Anda lakukan, maka tiada mendapat karma buruk apapun. Karena, ucapan
adalah “perbuatan” aktif itu sendiri. Bila tiada kita sadari dan tidak kita
kehendaki, itu namanya sedang “mengigau”.
Setiap ucapan yang kita
lontarkan, selalu mendapat karma yang akan berbuah pada si pelaku yang berucap
itu sendiri. Bila seorang pencuri atau penipu, sekalipun tidak berhasil
menjatuhkan korbannya, tetap saja dapat dihukum pidana, begitupula niatan batin
(pikiran) maupun tidak terkecuali sebuah ucapan.
Semakin cantik / tampan
seseorang, semakin kita harus menaruh waspada terhadap dirinya. Semakin seseorang
tampak dermawan (mengapa juga berdonasi harus sampai diketahui oleh orang lain
dan orang banyak?), semakin kita perlu menaruh curiga. Semakin seseorang
tampak berucap baik dan penuh perhatian kepada kita, semakin kita perlu untuk
menjaga diri sendiri sebaik-baiknya. Itulah pengalaman KWANG yang KWANG
tarik sebagai pelajaran dalam kehidupan ini.
Entah apa yang
melatar-belakangi seseorang untuk bersikap tidak jujur, atau bahkan menjadi
seorang manipulator yang “profesional” (alias hidup dari memanipulasi orang
lain, terlebih ironis menggunakan cara-cara memanipulasi demi mencari nafkah
dan memberi makan keluarganya). Namun, yang jelas, pepatah bijak berikut ini
patut kita renungkan baik-baik dan ingat selama kita masih bernafas:
“Hiduplah sedemikian rupa, sehingga kita tidak akan merasa malu ketika
orang lain berbicara tentang keluarga kita.” (Will Rogers)
Bila ada diantara kita yang
masih merasa (atau berasumsi) “tidak ada yang salah dengan bersikap manipulatif”,
maka KWANG hanya bisa menawarkan nasehat dari Peribahasa China berikut sebagai
bahan renungan guna introspeksi diri:
“Jika kita ingin melihat masa lalu, lihat keadaan kita sekarang. Jika
kita ingin mengetahui masa depan, lihat tindakan kita sekarang.”
Mungkin seseorang dapat memperoleh
keuntungan besar (secara temporer) dengan cara-cara manipulatif yang canggih
dan tersistematis (setiap manipulasi selalu terencana rapih oleh pelakunya),
namun tidak akan pernah berhasil untuk jangka panjang. Hanya ketulusan dan
kejujuran yang dapat bekerja untuk jangka panjang—dan kejujuran merupakan
sumber reputasi serta integritas.
Piliha mana, reputasi sebagai
seseorang yang jujur, ataukah sebagai seorang manipulatif yang berhasil berkat
ketidakjujuran dirinya?
Seseorang yang jujur, mungkin
saja tersisih akibat perilaku kejujurannya sendiri. Namun, setidaknya, ia
menjadi pemenang atas dirinya sendiri dan atas kerasnya kehidupan ini. Sementara mereka yang memperoleh
banyak hal berkat ketidakjujuran (cara-cara curang, manipulatif), sejatinya
sedang dalam proses kehilangan jati dirinya sendiri.
Hati nurani tidak dapat
dibohongi oleh diri kita sendiri, para manipulator tersebut sejatinya tahu
bahwa diri mereka bahkan lebih busuk daripada sampah yang membusuk. Apakah mereka
dapat hidup dengan tenang, saat ajal menjelang dan harus menutup mata dengan membawa
serta tabungan segunung karma buruk akibat sifat-sifat manipulatif demikian? Itu
bagaikan, berenang-renang dahulu, berakit-rakit kemudian. Tahulah pastinya
Sobat, apa makna dari peribahasa “terbalik” demikian?
Menjadi “sukses” berkat memanipulasi orang lain,
sejatinya itulah kegagalan terbesar bagi hidup dirinya sendiri—terjerumus dalam lubang hitam
tanpa jalan untuk kembali. Seorang serigala, akan cenderung berkumpul dengan sesama
serigala. Sesama manipulator, akan berkumpul dan berjumpa sesama manipulator di
“neraka”.
Sesukar itukah, hidup secara
jujur dan berterus terang? Mengapa juga, kita harus menjelma menjadi “manusia
serigala” yang memangsa hidup manusia lain hanya untuk sekadar urusan perut
yang sebetulnya memiliki batasan?
Hanya seorang “jantan” (gentelmen),
yang berani untuk hidup jujur apapun konsekuensinya. Bangga menjadi seorang
yang jujur dan bersikap jujur, dan tidak gentar dengan apapun konsekuensi
dibalik sebuah kejujuran—setidaknya kita selalu bersikap jujur terhadap diri kita
sendiri. Karena KWANG EARRINGS adalah teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM