Merasa bosan? Rasa bosan,
terjadi akibat keinginan dalam diri kita sendiri yang tidak mampu kita bendung,
transformasi, atau salurkan. Ada kalanya, kita tidak perlu mengikuti dan tidak
menuruti segala keinginan yang muncul dalam benak dan pikiran kita, namun
sebaliknya yakni mulai berlatih mengontrol segala keinginan yang muncul dalam
diri yang dapat mencemari “pikiran jernih” kita.
Ada kalanya, menjadi seorang
pelupa adalah “bagus” adanya. Contoh berikut mungkin juga pernah Sobat alami
sendiri. Ketika kita membaca komik humor, kita tertawa terbahak-bahak, betapa
lucu dan konyolnya kelakuan tokoh di dalam komik tersebut. Ketika kita membaca
ulang komik itu esok harinya, entah mengapa efek humornya menjadi seolah “hambar”
dan “tawar” rasanya, berbeda dengan hari sebelumnya.
Namun, tunggulah beberapa tahun
kemudian, dan baca kembali komik humor yang sama koleksi kita tersebut, maka
dapat dipastikan kita akan kembali terbahak-bahak seperti ketika pertama kali
membeli dan membuka lembaran demi lembaran komik humor itu. Mengapa bisa
seperti itu?
Rasa bosan, terjadi akibat kita
menuntut lebih dan lebih lagi—akibat dari sifat manusia yang cenderung untuk tidak
pernah terpuaskan. Bahkan, orang-orang yang hidupnya cukup makmur, masih saja
mengeluh, mengeluh “bosan”—padahal masih banyak orang di luar sana yang setiap
harinya harus bangun pagi-pagi sekali untuk bekerja di sawah dan hanya bisa
makan apa-adanya dan seadanya dengan kondisi hidup jauh lebih apa-adanya
dibandingkan dengan kita yang masih bisa duduk santai dan menonton televisi di rumah.
Terdapat sebuah kisah yang
sangat menarik yang dahulu kala pernah KWANG saksikan. Alkisah, terdapat
seseorang gadis yang mengalami jenis kelainan aneh pada bagian otak di kepala
(masak di perut?!) yang bertanggung-jawab atas memori jangka panjangnya,
sehingga daya ingatnya hanya sebatas satu hari, dimana pada keesokan harinya
dirinya akan kembali lupa segalanya terhadap hari kemarin yang pernah dijalani
olehnya.
Apa yang terjadi kemudian,
ialah kisah asmara yang seolah pendekatan (PDKT) serta berkencan dengan pacar “baru”
setiap harinya sekalipun notabene pria yang sama, yakni suaminya sendiri. Setiap
hari menjadi tampak hari yang baru, pengalaman baru, pertualangan baru, kejutan
baru, kenangan baru, serta momen-momen romantis baru—meski, sang suami setiap
harinya harus memasang dan memperlihatkan pada istrinya yang baru bangun tidur,
video yang telah direkam sebelumnya yang berisi video sang gadis yang
menceritakan bahwa dirinya kini telah memiliki seorang kekasih dan betapa ia
sangat mencintai dirinya.
Ada kalanya kita patut
bersyukur menjadi seorang “pelupa”—bahkan kita tidak ingat, tepat 1 minggu yang
lalu kita memakan apa atau memakai baju warna apa, maka lebih-lebih mengingat
perbuatan kita pada kehidupan lampau (past
life).
Setidaknya, kita tidak akan mengeluh
ketika kita menikmati bubur sebagai menu sarapan pagi yang hangat yang
dihidangkan bagi kita, dan tetap dapat merasa bersyukur—sayangnya, kita
seringkali lupa bagaimana rasa kelaparan sehingag kita patut bersyukur masih
memiliki bubur untuk dimakan. Dasar manusia!
Mengapa hidup seorang bocah
kecil cilik (balita), begitu penuh antusiasme? Karena bagi mereka si kecil
mungil itu, segala sesuatunya adalah hal baru yang asyik dan menantang untuk
dijelajahi. Tidak ada kata “bosan” dalam kamus milik seorang balita. Yang bagi
kita membosankan, namun tidak bagi mereka.
Banyak diantara kita sebagai
orang dewasa, melarutkan diri dalam barang madat seperti obat terlarang,
tembakau, maupun minuman beralkohol, hanya demi menghalau rasa bosan dan jemu,
mencari sensasi (seolah hidup ini kurang merepotkan dan kurang masalah sehingga
justru dicari-cari demi mengejar sensasi). Mungkin mereka sedang lupa, bahwa
antusiasme itu terletak pada kepolosan karakter seseorang itu sendiri, tidak
perduli berapa pun umur individu yang bersangkutan selama kepolosan masih
menyala dalam jiwa kita.
Karena itu jugalah, tidak mengherankan
bila seseorang yang terkadang terkesan kekanak-kanakan, tidak pernah merasa
tertarik untuk terjerumus dalam “kehidupan malam”, karena dunianya sendiri sudah
cukup “mengasikkan” untuk dijelajahi dengan boneka-boneka kartun mereka yang
sederhana.
Coba juga lihat anjing kita di
rumah, mereka selalu gembira bila disuguhkan makanan berupa tulang yang sama,
padahal tulang yang sama dengan yang bertahun-tahun kita berikan padanya itu
tidak pernah kita berikan bumbu, tetap saja dimakannya dengan lahap dan ekor
yang terkibas-kibas jenaka. By the way, bisa jadi nenek-moyang kita dahulu juga
adalah pemakan tulang, karenanya sisa residu genetik pada GENOMA manusia
penyusun tubuh kita masih menyisakan rasa suka menggigit kerupuk yang bunyinya
persis seperti seekor anjing sedang menggigit makanan tulang mereka.
Seorang anak kecil yang masih
belajar berjalan, adalah contoh sempurna “si pelupa”. Mereka akan segera
melupakan pengalaman buruknya atas rasa sakit ketika jatuh pada saat proses belajar
berjalan yang muncul dari dalam minatnya sendiri (sehingga tidak perlu,
didorong, disuruh, ataupun diperintah), dan akan terus kembali belajar berjalan
ataupun bersepeda pada keesokan harinya.
KWANG memiliki seorang
keponakan, yang masih sangat kecil dan mungil. Ia pernah terjatuh dari tangga
yang dipanjatnya pada suatu waktu, sampai menangis tersedu-sedu karena
kepalanya sempat terbentur lantai saat terjatuh (aduh, kasihan). Hebatnya, tanpa
menunjukkan sikap cengeng ataupun takut-takut, langsung pada keesokan harinya
(tidak menunggu berminggu-minggu kemudian) ia langsung kembali mencoba menaiki tangga
yang sama tempat dahulu ia terjatuh saat mencoba memanjat, menjelajahinya dan “menaklukkannya”.
Horeee... itulah semangat antusiasme yang polos dari seorang bocah yang patut kita
teladani—mungkin akibat sikap “serba pelupa” ditambah sikap “kepolosan” milik
mereka.
Jangan sampai karena alasan
bosan, atau bahkan tidak menyadari telah terdorong melakukan suatu kegiatan
bodoh dan berdampak fatal akibat rasa bosan yang timbul akibat berbagai
keinginan dalam diri yang tidak terkontrol, kita justru pada gilirannya
menyakiti diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita yang bisa jadi turut
terkena getahnya. Mengutip nasehat dari Master Shih Cheng Yen, pendiri
Yayasan Buddha Tzu Chi:
“Keinginan yang berlebihan, selain mendatangkan penderitaan juga sering
menggiring orang melakukan perbuatan yang mendatangkan karma buruk.”
Tidak perlu merasa khawatir
atas banyaknya rasa bosan yang kita rasakan, karena yang perlu kita cemaskan
ialah hanya rasa bosan yang sengaja dicari-cari. Kalimat demikian, sejatinya
KWANG adaptasi dari versi aslinya nasehat Master Shih Cheng Yen, dengan kutipan
asli berikut:
“Tidak perlu merasa khawatir atas banyaknya masalah, yang perlu
dikhawatirkan hanya masalah yang sengaja dicari-cari.”
Bila hari-hari kita terasa
berjalan demikian membosankan lengkap dengan segala rutinitasnya yang monoton,
maka dapat selalu kita atasi dengan bersikap kreatif, bukan dengan cara
berkeluh-kesah. Kreasikan, bila semisal pagi ini bubur ayam, esok bubur bakso, esok
lusa bubur cakwe, esoknya lagi bubur abon, esoknya lagi bubur telur, esoknya
lagi bubur sate.
Bubur boleh bubur, namun
kreasinya beragam bukan? Jangan biarkan rasa bosan semata menjadi rasa bosan
tanpa mendorong kita untuk bersikap kreatif. Orang kreatif tidak pernah “mati (karena)
bosan”. Sebaliknya, mereka yang “mati bosan” hanyalah menjadi nasib bagi orang-orang
yang kurang cukup pandai untuk bersikap kreatif.
Orang-orang kreatif juga tidak
akan pernah merasa perlu merepotkan ataupun merugikan orang lain untuk hidup
gembira dan berkecukupan—karena mereka adalah orang-orang yang kreatif
pemikirannya!
Jangan sampai, dengan alasan “bosan”,
kita bersikap “usil” dengan menjahili atau bahkan sampai-sampai merugikan orang
lain, sebagaimana kembali KWANG kutipkan nasehat dari Master Shih Cheng Yen:
“Malapetaka dan bencana yang melanda dunia, sebagian besar merupakan
hasil perbuatan orang-orang yang sehat jasmaninya, namun cacat rohaninya.”
“Penyakit pada tubuh tidaklah menakutkan, batin yang sakit parah justru
lebih mengerikan.”
“Sumber dari kerisauan hati adalah keinginan manusia untuk selalu ‘MEMILIKI’.”
Lalu, bagaimana kiat menyikapi
rasa bosan yang sewaktu-waktu dapat muncul dan menyergap kita tanpa diduga dan
tanpa diundang? Caranya ialah mengakui adanya rasa bosan itu, dan
menghadapinya, bukan memilih untuk tunduk mengikuti berbagai keinginan baru yang
diciptakan oleh rasa bosan itu, sebelum kemudian dikuasai oleh rasa bosan itu
sendiri. Untuk itu kembali KWANG kutipkan nasehat dari Master Shih Cheng Yen:
“Kebijaksaan diperoleh dari bagaimana seseorang menghadapi masalah dalam
hidupnya. Apabila ia menghindar dari masalah yang ada, maka ia pun tidak akan
dapat mengembangkan kebijaksanaan.”
“’Keserakahan’, selain membawa penderitaan, juga akan menjerumuskan
manusia ke dalam penderitaan.”
Sebagai penutup, untuk itu KWANG
kutipkan kembali nasehat dari Master Shih Cheng Yen, yang pastinya juga sangat Sobat
sukai, sebagai berikut:
“Setiap hari merupakan lembaran baru dalam hidup kita, setiap
orang dan setiap hal yang ada di dalamnya merupakan kisah-kisah yang menarik.”
Alih-alih memasang wajah
cemberut, mendapati bubur sebagai hidangan sarapan yang sama setiap harinya,
maka bersikaplah seolah-olah kita seorang pelupa yang baru pertama kalinya
berjumpa “bubur” dan begitu antusias untuk mencicipi rasanya:
“Wah, ini yang namanya bubur? Sudah tidak sabar lagi aku untuk mencoba
dan menikmatinya!.... slruuup... nyum nyummy, enak ternyata! Bubur is
delicious! Mau tambah ah! Bubur aku suka, aku suka bubur...”
Seorang bocah cilik, bisa jadi
bodoh, tidak tahu apa-apa tentang dunia ini. Namun, setidaknya mereka mereka
memiliki antusiasme sebagai harta terbesar diri mereka. Setiap hari, bagi mereka
adalah sebuah pertualangan yang mengasikkan.
Karena KWANG EARRINGS
adalah teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Khusus untuk keperluan pemesanan barang dari Thailand, pemesanan dompet impor souvenir resepsi pertunangan / perkawinan, maupun untuk jasa PRIVATE TOUR GUIDE LEADER FREELANCE RIANA di Thailand, contact person:
- WhatsApp : (Thailand prefiks +66) 977-146-077 [PENTING : Pastikan simbol "+" disertakan sebelum input prefiks "66" dalam daftar nomor kontak pada perangkat seluler penelepon];
- email: guide.riana@gmail.com
- LINE : RIANASHIETRA
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA