[Pad Thai, Masakan Tradisional Thailand.]
“Wisata kuliner” di Thailand biasanya
menjadi atraksi wisata yang paling digemari dan tentunya juga paling ditunggu-tunggu turis
mancanegara, baik turis asal Eropa, Amerika, maupun Asia. Aneka macam ragam dan
rupa masakan tradisional Thai di Thailand, dapat kita jumpai pada setiap jalan-jalan maupun ruang publik
di Bangkok begitu pun wilayah lain di Thailand, seperti Chiang Mai, Pattaya, Hua
Hin, dsb.
Saking banyaknya dijumpai
berbagai “street food” yang menggoda
selera di Bangkok, sampai-sampai Bangkok dapat disebut sebagai surga bagi para
pecinta kuliner, “street food sebagai
iconic surga kuliner-nya Bangkok”. Siapa
juga yang pernah ke Bangkok, namun belum pernah mencicipi hidangan ala “street food”?
Masakan dan makanan ringan yang
khas, unik, hingga yang menggugah selera makan, membuat banyak pelancong
mancanegara melupakan kebiasaan baku bernama makan pagi, siang, ataupun makan
malam. Setiap kali berkesempatan berjumpa “street
food”, maka akan tergoda untuk mencobanya. Mencicipi berbagai hidangan dari
satu jalan ke jalan-jalan lainnya, tanpa disadari sudah demikian banyak kalori
yang diserap oleh tubuh.
Namun, bukan itulah yang hendak
kita bahas dalam kesempatan kali ini. Adalah sah-sah saja, memanfaatkan
kesempatan dalam liburan berwisata ke Thailand, dengan mencicipi berbagai jananan
dan aneka hidangan selama berada di Thailand. Namun yang hendak Private
Guide Riana berikan nasehat kepada para seluruh peserta tour, ialah perihal
cara makan, janganlah makan secara terlalu terburu-buru—itulah kelebihan
memakai jasa Private Guide, tidak sekaku seperti jadwal travel perusahaan tour
konvensional yang harus selalu berpacu dengan waktu sampai-sampai tidak dapat
menikmati suguhan kuliner khas Thailand (bahkan untuk hendak pergi ke toilet pun sampai-sampai merasa ketakutan akan ditinggal / ketinggalan rombongan tur).
Mengutip lansiran dalam website
https:// www. cnnindonesia .com/gaya-hidup/20191217102930-255-457626/akibat-makan-terlalu-cepat-berat-badan-naik-hingga-diabetes,
diakses pada tanggal 17/12/2019, ternyata terdapat resiko dibalik kebiasaan mengunyah
makanan terlalu cepat, yakni berat badan akan naik hingga potensi resiko
mendalami diabetes.
Makan dengan terburu-buru,
disinyalir dapat meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan. Mengutip
situs kesehatan WebMD, otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit sejak
kunyahan pertama untuk memberikan sinyal kenyang pada tubuh. Makan
dengan lambat memberi otak cukup waktu untuk memberikan sinyal kenyang tersebut.
Sebuah studi yang
dipresentasikan dalam forum American Heart Association Scientific Sessions
menemukan, makan cepat dapat membuat berat badan bertambah dan mendorong tubuh
untuk mengembangkan sindrom metabolik. Nama terakhir merupakan kombinasi dari
sejumlah faktor risiko diabetes, penyakit jantung, hingga potensi resiko
stroke. Kesemua itu ternyata dapat diakibatkan cara kita mengkonsumsi makanan,
bukan semata karena apa yang kita makan.
"Orang yang makan dengan cepat, cenderung sulit merasa kenyang dan pada
gilirannya mengonsumsi makanan secara berlebih," ujar penulis studi
dari Hiroshima University, Takayuki Yamaji, mengutip Science Alert.
Mengutip berbagai sumber,
berikut sederet masalah kesehatan akibat makan terburu-buru.
1. Gangguan pencernaan dan sakit perut.
Gangguan pencernaan menjadi
salah satu akibat umum dari kebiasaan makan terlalu cepat. Salah satu gejala
yang muncul berupa sensasi terbakar yang membuat perut terasa nyeri.
Rasa tak nyaman ini umumnya akan
hilang seiring waktu secara sendirinya saat tubuh telah berhasil mencerna
makanan. Jika gangguan berlanjut, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan
ada atau tidaknya komplikasi lain.
2. Berat badan bertambah.
Makan terlalu cepat secara
signifikan dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan hingga ancaman obesitas. Mengutip sebuah analisis dari
23 studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity menemukan,
makan dengan cepat membuat angka indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi.
Bagi gadis-gadis yang menjaga
betul bentuk tubuh dan berat badan, tips untuk mengunyah makanan secara
perlahan hingga 32 kali kunyahan, mungkin dapat membantu. Itulah cara paling
sederhana yang dapat kita lakukan untuk menjaga berat badan.
Sebuah penelitian yang
dipublikasikan dalam jurnal Nutrients juga menemukan, mereka yang terbiasa makan
dengan santai, cenderung memiliki kadar hormon ghrelin yang lebih rendah.
Hormon ini berperan untuk meningkatkan nafsu makan saat tubuh merasa lapar.
Rendahnya hormon ghrelin membuat seseorang makan dengan porsi lebih sedikit.
Mengutip Live Strong, peningkatan
berat badan juga dapat terjadi saat koneksi antara sinyal rasa lapar dan
kenyang pada otak terputus. Makan cepat membuat otak 'lupa' memberikan
sinyal kenyang karena hilangnya memori tentang seberapa banyak makanan yang
telah dikonsumsi tubuh.
"Masalah pada memori ini menjadi penentu berapa banyak makanan yang akan
kita konsumsi pada momen berikutnya. Makan cepat di siang hari dapat membuat
Anda mengonsumsi makanan secara berlebih di malam hari," jelas
ahli nutrisi, Georgie Fear.
3. Diabetes.
Pada dasarnya, makan cepat tak
secara langsung menyebabkan diabetes tipe-2. Namun, meningkatnya resistensi
insulin yang terjadi pada mereka yang terbiasa makan dengan cepat pada
gilirannya akan memicu timbulnya diabetes.
Selain itu, mengunyah makanan
terlalu cepat juga berhubungan dengan kenaikan berat badan yang menjadi salah
satu faktor risiko utama diabetes akibat asupan kadar gula berlebih yang biasa
dijumpai pada berbagai makanan yang kita konsumsi secara terakumulasi.
4. Sindrom metabolik.
Resistensi insulin terkait pula
dengan sindrom metabolik atau kombinasi faktor risiko diabetes, penyakit
jantung, dan stroke. Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi yang menunjukkan
bahwa mereka yang makan dengan cepat lebih mungkin mengalami sindrom
metabolik daripada mereka yang makan dengan lambat.
Tak hanya itu, para pemakan cepat juga disebut cenderung
memiliki ukuran lingkar pinggang yang lebih besar dan kadar kolesterol baik
(HDL) yang rendah. Keduanya kerap menjadi pertanda penyakit jantung.
5. Radang perut.
Bila belum cukup “mengerikan”,
fakta berikut mungkin patut Sobat perhitungkan bila tetap dengan kebiasaan
makan secara terburu-buru. Gastritis erosif merupakan peradangan yang
menggerogoti lapisan perut. Mengutip Clean Eating, sebuah studi menemukan, tanda-tanda
gastritis cenderung dialami oleh pasien yang terbiasa dengan makan cepat.
Para peneliti menduga, makan
terburu-buru membuat makanan cenderung tertelan begitu saja tanpa dikunyah
hingga selesai (padahal buku pelajaran di bangku sekolah, sudah memberi
kita nasehat agar mengunyah makanan sebanyak 32 kali sebelum ditelan untuk
memudahkan kerja lambung dalam menyerap nutrisi). Hal itu membuat makanan
berada di perut dalam waktu yang lebih lama dan pada gilirannya merusak lapisan
perut.
Budaya kita masih membuat
stigma yang kurang “sehat”, bahwa seolah-olah orang yang lambat dalam aktivitas
makan, adalah orang-orang yang lamban dalam bekerja. Namun mengapa juga,
makanan yang nikmat itu tidak dinikmati sebagaimana mestinya dengan makan
secara perlahan untuk mencerap kenikmatannya?
Apakah perut atau lambung kita
bisa merasakan rasa makanan? Hanya lidah kita saja yang bisa berfungsi untuk
merasakan makanan (indera lidah, bukan indera lambung atau perut, karena yang
mampu menyadari kenyang atau belumnya perut kita ternyata adalah otak kita
bukan perut kita).
Lebih lucu lagi, bila ada
seseorang yang makan secara cepat seolah-olah waktu demikian penting baginya,
ternyata setelah itu langsung membuang-buang waktunya untuk mengobrol obrolan yang
tidak bermanfaat.
Karenanya, sebagai pesan
penutup, nikmatilah kuliner selama berwisata di Thailand bersama Private
Guide Riana. Jangan merasa diburu oleh waktu, karena Anda tidak sedang “memborong”
objek wisata. Berwisata secara cerdas, artinya “selektif” memilih objek wisata,
dan memiliki waktu untuk menikmati pemandangan serta menikmati hidangan kuliner
itu sendiri—makanlah secara perlahan dan menikmatinya.
Sobat KWANG juga mungkin suka
menyimak artikel terkait “layanan unggulan” kami ini: (pada link di bawah ini)
Karena KWANG adalah
teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM