By SHIETRA - January 28, 2020
Peluang seringkali ada ketika
kita menciptakan peluang itu, semua orang juga mengetahui itu. Namun, sebelum
kita sampai pada kemampuan untuk menciptakan berbagai peluang, terlebih dahulu kita
perlu bersikap terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Cara berpikir yang
sempit dan dangkal, tentunya akan menutup mata kita dari berbagai peluang yang
ada, sekalipun peluang itu sudah berada tepat di depan mata kita.
Kreativitas bersumber dari daya
imajinasi, espektasi, eksperimen, serta rasa ingin tahu untuk menjadikan yang
tidak mungkin menjadi mungkin, dan itulah pekerjaan paling utama dari para
ilmuan hebat kita. Belum mungkin terjadi, bukan artinya tidak mungkin terjadi,
dan itulah harapan terbesar dibenak para penemu untuk melakukan penjelajahan
serta melakukan berbagai penemuan monumental yang sebelumnya tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
Sebuah atau berbagai potensi resiko,
tidak menjadi alasan untuk menyurutkan niat para petualang untuk menjelajahi
indahnya serta lebatnya hutan maupun samudera dalam rangka menemukan samudera
baru. Sama seperti ketika kita berusaha, tiada jaminan akan mengalami
keuntungan atau bahkan mengalami kerugian. Apapun itu, kita tetap perlu
bersikap terbuka terhadap berbagai kemungkinan, dan dari jalan berpikir itulah segala
peluang menjadi kian terang-benderang terungkap bagi kita.
Bahkan, seorang anak kecil pun
demikian terbuka terhadap berbagai kemungkinan, sebagaimana akan KWANG kutipkan
kisah dari William Hardian berikut yang akan cukup menggugah pembaca:
Malam itu, 3 minggu yang lalu,
aku membawa pekerjaan kantor pulang ke rumah. Ada rapat umum pemegang saham
yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham perusahaan. Pada saat
aku memeriksa pekerjaan, Linda, anakku yang baru berusia 2 tahun datang
menghapiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru yang
ditentengnya itu bersampul hijau dengan gambar peri.
Dia berkata dengan suara manja,
“Papa lihat!”
Aku menengok ke arahnya dan menjawab
sekedarnya, “Wah, buku baru, ya?”
“Ya, Papa,” sahutnya dengan
wajah berseri-seri. “Bacain dong!”
“Hmm, Ayah sedang sibuk sekali
saat ini, jangan sekarang, deh,” ujarku dengan cepat sembari mengalihkan
kembali perhatianku pada tumpukan dokumen di depan meja.
Linda hanya berdiri terpaku di
sampingku sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat,
mulai merayu kembali. “Tapi Mama bilang, Papa akan membacakannya untuk Linda.”
Dengan perasaan agak terganggu,
aku pun menjawab, “Linda, dengar, Papa sedang sangat sibuk. Minta saja Mama
untuk membacakannya.”
“Tapi, Mama lebih sibuk
daripada Papa,” sahutnya bernada sendu. “Lihat, Papa, gambarnya bagus dan lucu.”
“Lain kali, Linda. Sekarang pergi
dulu sana! Papa sedang banyak kerjaan.” Aku pun lalu berusaha untuk tidak lagi
menghiraukan Linda.
Waktu berlalu, namun Linda yang
mungil kecil itu masih berdiri kaku di sebelahku sembari memegang erat bukunya
di dada. Lama sekali aku mengacuhkan tatapan matanya, dengan harapan tidak lagi
terusik.
Tiba-tiba Linda mulai lagi. “Tapi,
Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka.”
“Linda, sekali lagi Ayah
katakan ya, lain kali!” Dengan agak keras kubentak anakku itu.
Hampir menangis, si kecil Linda
mulai menjauhkan dirinya. “Iya deh, lain kali, ya, Papa. Lain kali.”
Tapi, beberapa saat kemudian
Linda mendekatiku sambil menyentuh lembut lenganku, menaruh bukunya di
pangkuanku, sembari berkata lembut. “Kapan saja Papa ada waktu ya. Papa tidak
usah baca untuk Linda, Papa baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa,
bacanya yang keras ya, supaya Linda juga bisa ikut dengar.”
Aku terdiam.
Disebut sebagai sebuah inovasi
dan berinovasi, ialah tatkala kita membuka diri (alias tidak menutup pintu diri
ataupun pintu pikiran kita) terhadap peluang yang ada untuk merengkuhnya. Peluang
akan menjadi sia-sia ketika ia berlalu begitu saja tanpa diberdayakan. Meski bukan
berarti tiada resiko, namun kita memang perlu menghadapi resiko untuk dapat
bertumbuh, agar tidak “berjalan di tempat” sementara waktu bergerak maju. Kuatkan
diri kita, bekali diri kita dengan pengetahuan serta keterampilan, agar kita
dapat lebih kuat daripada ancaman resiko itu.
Untuk dapat membuka diri dari
segala kemungkinan, kesempatan, serta peluang, maka terlebih dahulu kita perlu
mempersiapkan jiwa serta mental kita agar dapat bertahan dari segala potensi
ataupun resiko kegagalan, kejatuhan, maupun kesalahan.
Sesekali terjatuh, tidak
menjadi masalah, karena kita selalu punya opsi untuk kembali bangkit dan
meneruskan perjalanan kita. Berikut KWANG kutipkan kalimat bijak yang relevan
sebagai sumber inspirasi untuk memberanikan diri kita merangkuh “resiko”:
“Orang-orang yang sukses adalah mereka yang hidup di atas kesalahan-kesalahan
dan menerimanya sama seperti mereka menerima pujian.” (Anonim)
Karenanya, baik pengalaman
manis maupun pengalaman yang getir-pahit, sama berharganya bagi mereka yang
terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan peluang. Kegigihan serta harapan
di benak mereka jauh lebih besar daripada ketakutan meraka akan kegagalan.
Resiko, istilah yang begitu
terdengar menakutkan, rasanya seperti sebuah “mimpi buruk” yang mengerikan. Namun,
tahukah Sobat apakah itu “mimpi buruk” yang paling terburuk? Berikut jawabannya:
“Risiko terbesar datang justru bila kita tidak berbuat sesuatu.” (Anonim)
Setiap pilihan dalam hidup
kita, selalu mengandung konsekuensinya sendiri masing-masing. Baik untuk
bergerak, berdiam diri, ataupun untuk berjalan perlahan dan berjalan cepat,
semua ada resikonya. Namun, bukan berarti berdiam diri dan berjalan lamban-perlahan,
dapat diartikan tiada resiko sama sekali—resiko terbesarnya ialah tertinggal di
belakang, sementara rekan-rekan kita telah berada jauh di depan kita yang ternyata
tertinggal kian jauh di belakang mereka.
Mengapa penting untuk
mempelajari kemauan serta kemampuan untuk terbuka bagi segala kemungkinan dan
berbagai peluang? Yakni, agar kita tidak terjebak ketika menemui kesukaran maupun
kegagalan dalam hidup ini. Bisa dikatakan, sikap terbuka terhadap berbagai
kemungkinan dapat menjadi sumber semangat serta motivasi bagi diri kita,
sebagaimana uraian pernyataan berikut:
“Memang lebih mudah meratapi kegagalan daripada mencari jalan keluar dan
pemecahan masalahnya.” (Anonim)
Menyerah, selalu menggoda. Namun,
mengapa harus tergoda untuk menyerah bilamana ternyata peluangnya “tidak
selebar daun kelor”? Bukankah akan sangat disayangkan bila kita putus asa dan
menyerah begitu saja tanpa bangkit kembali?
Lalu, kita masuk dalam segmen
pertanyaan berikutnya, yakni sebanyak apakah kemungkinan yang perlu terbuka
bagi kita? Esensinya, kita tidak dapat mengharap menunggu sepanjang hidup kita
untuk menunggu tibanya “waktu yang tepat” ataupun “kondisi yang tepat” dan
peluang yang selebar-lebar atau sebesar-besarnya.
Bukanlah perihal banyak atau
sedikitnya kemungkinan yang terbuka bagi kita, maupun banyak atau sedikitnya
peluang yang dapat kita tempuh dan ambil, akan tetapi kita perlu menyadari
bahwa selalu terdapat “pilihan bebas” untuk kita ambil dan pilih serta
tempuh (free will). Meminjam
kata-kata seorang tokoh psikolog, apapun konsekuensinya kita perlu selalu ingat
bahwa kita selalu memiliki pilihan bebas.
Dengan menyadari bahwa kita selalu
memiliki “pilihan bebas”, sesukar apapun pilihan yang terbuka atau tersedia
bagi kita, setidaknya kita selalu hidup secara berdaya untuk memilih dan
membuat pilihan bagi, dari, serta teruntuk diri kita sendiri. Dengan begitu,
kita mulai memahami, bahwa hidup kita ada di tangan kita sendiri, dan dengan
demikian, kita semakin berdaya serta percaya terhadap diri kita sendiri.
Setidaknya, dengan pilihan yang
serba terbatas, kita menjadi belajar untuk bersikap fokus, alias berfokus
dengan segenap perhatian dan tenaga kita, sebagaimana peribahasa cantik satu
ini, mari kita simak bersama:
“Asal ada kecil pun pada. Jika tidak banyak tersedia, sedikit pun
cukup.”
Karenanya pula, idealnya kita tidak
menggunakan istilah “sebanyak” apa peluang yang ada, namun “secukup” apa
peluang yang ada. Seorang koki yang terambil, tidak pernah menuntut bahan
makanan yang lengkap untuk mampu menghadirkan masakan yang menggugah selera
yang mencicipinya. Sumber daya boleh terbatas, namun kreativitas kita tidak
boleh dibatasi keterbatasan apa yang ada diluar diri kita.
Sebagai penutup, mungkin sudah
saatnya kita mulai yakin atas potensi diri kita sendiri, memberi
kesempatan pada bakat potensi diri kita untuk berkembang sesuai minatnya, dan
untuk lebih menaruh minat serta keyakinan pada berbagai peluang yang niscaya dapat
terjadi secara positif (bila kita dapat terbuka pada kemungkinan yang buruk,
mengapa juga kita seolah merasa tidak mampu terbuka pada kemungkinan yang
positif dan baik?), dengan KWANG sertakan dua buah nasehat dari tokoh besar
berikut sebagai tambahannya:
“Jangan meremehkan kemampuan sendiri, karenanya mulailah dengan
mengubah kondisi hati kita barulah dapat mengubah dunia agar menjadi lebih
baik.” (Master
Shih Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.)
“Kata ‘mustahil’ hanya ada dalam kamus orang-orang dungu.”
(Napoleon)
Sudahkah kita membuka diri,
hati, serta pikiran kita hari ini? Karena KWANG EARRINGS adalah teman
terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM