By SHIETRA - January 02, 2020
Bukan soal bersikukuh mau menjadi
apa diri kita kelak, namun apa tujuan utama kita dibalik cita-cita yang semula kita
pernah buat dan tetapkan itu sendiri, semisal kita ingin dapat hidup bahagia,
maka mau happy apa harus jadi bos
atau harus jadi karyawan, tidak lagi relevan untuk dipermasalahkan, karena cita-cita
dan tujuan hidup kita bukanlah untuk jadi bos ataupun jadi karyawan, namun
untuk hidup secara happy itu
sendiri.
Apakah seorang sarjana ekonomi,
harus selalu berkecimpung dalam bidang terkait ekonomi dan marketing? Apakah seorang
sarjana akutansi harus selalu bergelut dalam bidang profesi keuangan dan
hitung-hitungan angka? Dunia tidak sesempit daun kelor, jika kata pepatah. Dunia
ini sangat luas, sepanjang kita mau membuka jendela hati dan cakrawala
pandangan kita dalam memaknai dunia ini.
Sama seperti kita boleh saja
mengharap mendapat gelar sarjana dibilang sains ataupun kedokteran, namun bukan
itulah tujuan akhir atau tujuan utama dibalik sebuah cita-cita. Apakah semua orang
yang mendapat gelar sarjana tersebut, seketika dan secara otomatis akan hidup
dalam bahagia dan bebas dari derita batin maupun fisik? Apakah orang-orang tanpa
gelar kesarjanaan sama sekali, tidak dapat mencapai kebahagiaan hidup?
Kenali dan ketahui dahulu apa
yang paling diinginkan oleh diri kita sendiri, namun bukan pada kemasan
luarnya, akan tetapi esensi tujuan utama dibalik kesemua itu. Sebagai contoh, sah-sah saja
bila kita memiliki niat untuk “bebas secara finansial”, maka ada 1001
jalan menuju Roma, entah menjadi pilot, dokter, insinyur, pedagang, dan lain
sebagainya.
Atau bila seseorang berniat
menjadi sukarelawan yang dapat membantu banyak orang, dapat menjadi penulis
tips kesehatan, penulis motivasi, menjadi donatur dalam kegiatan amal, menjadi
pekerja sukarelawan, dan lain sebagainya.
Atau bila seseorang berniat
untuk menjadi terkenal bak selebritis yang dicatat serta dikenang selalu namanya,
maka dapat menjadi ilmuan sekaliber Einstein, menjadi artis bintang populer,
menjadi penyanyi, menjadi olahragawan, dan lain sebagainya—asalkan tidak menjadi
tokoh semacam Hitler yang dikenal karena diktatoriatnya.
Atau bila seseorang berniat
untuk menjadi juara nomor satu, maka bisa ditempuh dengan menjadi pembalap pada
kejuaraan balap mobil (asalkan tidak menjadi pembalap liar karena obsesi yang
tidak tersalurkan), menjadi petinju pada ajang olahraga resmi, menjadi atlet penari,
menjadi ahli komputer, dan lain sebagainya. Bukan soal sebagai apa, namun
hendak menjadi seperti apa tujuan yang hendak dicapai dibalik segala bentuk kemasan
luar yang kita lakoni.
Yang pasti, tiada jalan yang
mudah. Jalan instan hanya terbentang untuk hal-hal yang temporer sifatnya, dan
bisa sangat menjebak. Rintis secara perlahan dan matang atau dimatangkan
konsepnya saat perjalanan merintis, tidak masalah, asalkan tetap berada pada
jalur yang benar, sebagaimana nasehat berikut ini:
“Jangan mencemaskan beban yang berat, asalkan tetap berjalan di arah
yang benar, pasti akan sampai ke tujuan.” (Master Shih Cheng Yen, pendiri Yayasan
Buddha Tzu Chi)
Seseorang pernah berpesan
ketika kita mengalami kondisi-kondisi sukar yang membuat mental kita jatuh
terpuruk, solusinya yakni agar kita tidak melupakan cita-cita semula kita, atau
mengingat kembali cita-cita semula kita.
Namun bukanlah itu esensinya, akan
tetapi tujuan utama kita yang paling perlu untuk kita jaga dan utamakan,
sekalipun harus beralih profesi dan berganti latar belakang keilmuan. Yang terpenting
ialah nyala kehangatan api kehidupan dalam diri kita jangan sampai padam total.
Pernah dikisahkan, terdapat
seorang pebisnis yang merasa kurang bahagia atas profesinya sekalipun sukses,
lalu mencoba beralih profesi menjadi seorang pengajar atau pendidik di bangku
sekolah. Jika memang di situlah tempat ia dapat memperolah kebahagiaan lewat
pengabdian, maka apakah keliru bila kita melupakan cita-cita semula dan menetapkan
cita-cita baru guna meraih tujuan utama dalam hidup kita, yakni merengkuh
kebahagiaan serta keterpenuhan hati? Kompas pemandunya ialah, dimana kita
merasakan kepuasan hati, maka disitulah jalan yang membentang luas bagi kita.
“Orang yang selalu mengasah orang lain, dirinya sendiri akan terasah.
Namun bagi orang yang selalu diasah, selain tidak rusak, malah akan lebih
bersinar cemerlang, bagaikan berlian yang sesungguhnya.” (Master Shih Cheng Yen)
Untuk membangun reputasi,
dibutuhkan pengabdian dan komitmen sepanjang hidup, bukan persoalan satu atau
dua hari. Sementara untuk merusak nama baik, dapat dilakukan hanya dalam hitungan
satu hari. Sama halnya, untuk menyakiti diri sendiri dapat dilakukan semudah
melukai diri kita sendiri, sementara untuk dapat menemukan kebahagiaan, butuh
keseriusan dan kesungguhan hati yang berkesinambungan—sekalipun panjang jalan
yang memang harus ditempuh.
“Tidak peduli seberapa jauh jalan yang harus ditempuh dan selalu
berusaha sebaik mungkin mencapai tujuan dengan kemampuan yang dimiliki,
inilah yang disebut dengan keuletan.” (Master Shih Cheng Yen)
Membangun fondasi kehidupan. Kita
tidak hanya berdiri di atas kedua kaki kita, namun juga dibangun dari
serangkaian episode kehidupan yang telah kita tempuh, isi, serta lalui. Kesuksesan
seringkali adalah serial perjuangan selangkah demi selangkah, “episode”
demi “episode”, bahkan harus melampaui segala kegagalan demi kegagalan yang
menyakitkan tanpa mengenal kata gentar.
“Kesuksesan hidup selama puluhan tahun merupakan akumulasi perilaku
setiap hari, maka setiap hari kita harus menjaga perilaku dengan
sebaik-baiknya.” (Master Shih Cheng Yen)
Apakah kita hanya akan bermimpi
menjadi seorang pemimpi, ataukah menjadi seorang pemenang hidup, semua keputusan
ada di tangan kita sendiri, kita sendiri yang menjalaninya dan kita sendiri
pula yang harus melalui dan menghadapinya disamping segala konsekuensinya. Mau menjadi
bahagia atau derita, kita sendiri yang paling bertanggung-jawab.
Tanpa langkah pertama, maka
tiada pencapaian apapun selain “berjalan di tempat”, sementara kawan-kawan dan
orang lain yang menjadi kompetitor kita telah berada jauh di depan kita karena
terus berjalan maju tanpa membiarkan diri mereka berkubang terlampau lama
ketika terjatuh. Karenanya, semangat berkompetisi kadang memang kita butuhkan
agar kita selalu merasa ada dorongan bagai pelecut untuk terus maju.
“Cita-cita boleh saja tinggi dan jauh ke depan, namun langkah yang
diperlukan untuk itu, harus diterapkan sejak sekarang.” (Master Shih
Cheng Yen)
Jangan biarkan diri kita
terjebak dan terkungkung oleh obsesi diri kita sendiri. Bila kita tidak dapat
menjadi seorang jenius, setidaknya kita dapat memilih untuk menjadi seorang
pekerja keras. Tidak menyerah pada keadaan yang serba terbatas, sumber daya
yang terbatas tidak menjadi alasan untuk menyerah di tengah jalan, terlebih
menyerah sebelum benar-benar berkompetisi dalam hidup yang memang sudah keras
ini persaingannya.
Terkadang dibutuhkan sikap yang
dinamis serta fleksibel dalam membaca situasi. Banyak pengusaha taxi yang
semula menyerupai dinasti bisnis yang hebat dan gemilang menguasai pangsa pasar
per-taksi-an, kemudian jatuh tengkurap akibat perubahan teknologi dimana yang
kemudian merajai moda transportasi di jalanan ialah para pemain baru dibidang
industri digital. Apakah keliru, bila kita harus beralih profesi pada suatu ketika
nantinya? Tujuannya bukan untuk profesi itu sendiri, namun untuk bisa mencari
nafkah bagi keluarga, bukankah begitu?
Sifat fleksibel yang terbuka
pada setiap kemungkinan serta terhadap setiap peluang itulah yang sejatinya
paling kita butuhkan pada era yang serba berubah cepat dalam hitungan menit
ini, namun dengan tetap sepenuh hati ditekuni, bukan sekadar menuruti keinginan
hati untuk beralih profesi tanpa komitmen. Banyak atlet yang semula hanya
berfokus pada dunia olahraga, kemudian harus menemui kenyataan bahwa mereka
harus menekuni bidang lain diluar olahraga demi memenuhi kebutuhan hidup.
“Dengan memiliki keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada hal yang
tidak berhasil dilakukan di dunia ini.” (Master Shih Cheng Yen)
Berdiri di atas kaki sendiri, “berdikari”.
Itulah “mantra” yang paling KWANG sukai, dimana kita mengandalkan olah keringat
diri kita sendiri untuk berjuang meraih impian, bukan mengandalkan warisan
dinasti bisnis (kalaupun ada, jika tidak?), bukan juga dengan jalan nepotisme
ataupun menjadi parasit, benalu, hingga lintah bagi orang lain yang tentunya
disamping menjadi beban, juga itu merupakan cerminan harga diri yang “semu”.
Dengan semangat jiwa semacam
itulah, kita baru mampu mendobrak kebuntuan dalam budaya hidup kita yang selama
ini terseok-seok dalam menjalani kehidupan, keluar dari “lingkaran kelam”,
menerobos “tradisi” mimpi buruk silsilah keluarga, menciptakan nasib kita
sendiri, mematahkan mitos perihal kodrat kelahiran, hingga mencetak sejarah
baru dari semula lahir dan tumbuh sebagai anak dengan segala keterbatasan
menjadi berdaya serta penuh keberhasilan.
Tidak memiliki modal status
sosial yang diwariskan oleh keluarga, tidak masalah. Tidak memiliki modal
kekayaan untuk memulai usaha sendiri, tidak masalah. Tidak memiliki pangkat
serta kedudukan untuk menjalani hidup dan bertahan dari kerasnya hidup, tidak masalah.
Kita tidak perlu mengemis-ngemis kesemua itu, terlebih mengemis belas-kasihan
dari orang lain.
“Jadilah orang yang tidak mengandalkan kekuasaan, status sosial, dan
harta kekayaan dalam menjalani hidup.” (Master Shih Cheng Yen)
Tidak percaya pada diri kita sendiri,
dapat menjadi sangat berbahaya bagi kita dalam mengarungi kehidupan yang tidak pernah
ramah ini. Karena itulah, penting bagi kita untuk membekali diri dengan segala
pengetahuan serta keterampilan, agar kita dapat dan mampu mengandalkan diri
kita sendiri dalam menghadapi dunia.
Sepanjang kita tidak bermalas-malasan,
dan selalu berjuang keras untuk belajar, berlatih, dan bekerja, maka itu artinya
langkah kita sudah benar, dimana selebihnya ialah membutuhkan komitmen
disamping konsistensi agar langkah kita tidak berhenti di tengah jalan ketika
menemui serangkaian kesukaran.
“Bila kita selalu ragu dan tidak memiliki tekad yang kuat, walaupun
jalan yang benar telah terbentang di depan mata, kita tetap tidak akan pernah
sampai ke tempat tujuan.” (Master Shih Cheng Yen)
Jangan sia-siakan potensi diri
kita. Bila kita memang tidak pandai pada satu hal, maka jangan terkungkung
dalam suasana hati demikian, lebih baik kita berfokus pada kelebihan serta bakat
diri kita, mengasahnya agar memiliki “rasa berdaya” karena menjadi terampil
dibidang yang memang kita kuasai. Kuatkan diri kita, dengan bekali diri kita
dengan segala hal semampu yang kita bisa berdayakan apapun keterbatasan
sumber daya yang ada.
Karenanya, tidak ada salahnya
juga memiliki idola sebagai teladan maupun sebagai pesaing utama kita, agar
setidaknya kita mampu untuk terus melangkah maju. Jika mereka saja bisa dan
sanggup menggapainya, mengapa kita tidak?
“Jangan takut terdorong oleh orang-orang yang lebih mampu dari kita.
Karena dorongan tersebut akan memberi semangat untuk terus maju.” (Master
Shih Cheng Yen)
Setiap usaha ada resikonya,
karenanya kita jangan pernah takut gagal. Lakukan sesuai bakat dan apa yang memang
menjadi talenta kita. Kita akan bahagia bila apa yang kita kerjakan memang
sesuai hobi atau apa yang kita gemari dan ingin lakukan, maka selain buah manis
yang kelak saatnya tiba untuk dipetik, kita pun akan merasa bahagia—tidak lain
tidak bukan tujuan dibalik cita-cita kita itu sendiri.
“Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba. Setiap usaha tidak
ada yang langsung berhasil dengan sempurna, karena pasti akan melalui berbagai
rintangan.”
Putus asa serta frustasi? Rasanya
semua orang sukses pernah mengalami hal demikian, bahkan dikecewakan, “ditusuk dari
belakang oleh rekan bisnis”, letih, ditipu, dibohongi, dirugikan, merugi hingga
kondisi sukar bahkan untuk sekadar membeli makan, dan segala ketakutan akan
masa depan yang tidak pasti. Jika ingin sukses, maka kita jangan gentar
untuk menghadapi apa yang memang harus kita hadapi. NO PAIN, NO GAIN. Sampai kapan juga kita harus berkelit dan
bersembunyi?
“Janganlah berputus asa. Tetapi kalau Anda sampai berada dalam keadaan
putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.” (Anonim)
Semua orang memang memiliki
batasan, karena itulah arti dan makna kata “perjuangan” menjadi penting,
menjadi “nadi kehidupan”, bahkan menjadi “nafas dari kehidupan” kita itu sendiri.
Keterbatasan, semua orang sukses
juga memiliki keterbatasan, namun itu bukan menjadi alasan untuk menghentikan
langkah kaki mereka dari kejayaan atas apa yang mereka perjuangkan sepanjang
hidupnya. Orang-orang besar tidak pernah menjadi orang yang “cengeng” ketika
menghadapi kesukaran sepanjang hidupnya.
“Nyawa manusia itu ada batasnya. Batasan itulah yang bisa membuat seseorang
berjuang dalam hidupnya.” (Hattori Heiji)
Justru karena tahu dan sadar “terbatas”,
maka kita jangan menyia-nyiakan hidup kita untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat. Bagaimana menurut Sobat? Karena KWANG EARRINGS adalah teman
terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM