By SHIETRA - January 27, 2020
Apakah tujuan dari aktivitas
belajar serta pembelajaran? Tanpa belajar dan mempelajari hal-hal yang baik dan
apa itu yang benar, maka kita ibarat hidup dengan landasan pilar-pilar “asumsi
demi asumsi”, berpikir dengan “asumsi”, berkeyakinan dengan “asumsi”, serta
bergerak dengan atas dasar “asumsi”. Belajar, sejatinya ialah proses mengungkap
fakta dibalik sebuah atau berbagai asumsi yang selama ini menguasai kita.
Apakah yang dimaksud dengan
“asumsi” itu sendiri? Contoh sederhana berikut dapat menjadi ilustrasi yang
sangat menjelaskan sekaligus menjadi “batu ujian” bagi asumsi yang selama ini
menguasai pikiran dan cara pikir kita. Apakah yang menyebabkan penularan
penyakit kulit bernama “kusta”? Saran KWANG, jangan langsung memberikan
jawaban, karena pasti akan keliru dan mengejutkan faktanya.
Menurut laporan penelitian
medis, penyakit kulit “kusta” ternyata dapat juga ditularkan lewat infeksi
melalui saluran pernafasan, bukan PASTI dari sentuhan kulit. Yang
membuat kita berpikir PASTI diakibatkan sentuhan kulit dengan penderita kusta
(alias “lepra”), ialah asumsi yang bersemayam dan muncul dalam pikiran itu—dan
itulah “hewan” yang bernama “asumsi”.
Karenanya, obat penyakit kusta
berupa obat oral, yang diminum oleh sang pasien penderita, bukan berupa salep
obat luar tubuh, sebab bakterinya menginfeksi kelendar dalam tubuh kita, dimana
perubahan pada kondisi kulit penderita hanyalah gejalanya saja.
Karena kita juga perlu belajar,
bahwa saat ada luka ataupun lecet pada kulit tubuh kita semisal pada tangan
atau lengan, maka sebaiknya kita keluar rumah untuk berkegiatan dengan mengenakan
jaket, sebagai pelindung agar ketika kita di tempat umum, semisal kendaraan
umum, kulit terluka kita tidak bersentuhan dengan orang lain yang bisa jadi
mereka menulari kita atau sebaliknya kita yang justru dapat menulari orang
lain.
Sama juga, ketika kita flu atau
daya tahan tubuh kita sedang turun, sebaiknya kita memakai masker pernafasan
selama dimana dan kemana pun, biarkan saja orang-orang bodoh yang tidak mau tahu
pengetahuan ini mengolok-olok kita yang tampak “aneh” bagi mereka karena mengenakan
masker pernafasan yang menutupi mulut dan hidung kita—kita tidak perlu
menghiraukan olok-olok dari orang-orang dungu, karena jika kita terjangkit
virus atau bakteri menular atau bahkan menulari orang lain, maka mereka yang
hanya pandai mengomentari kita secara negatif demikian, pastinya tidak akan mau
dimintakan pertanggung-jawaban. Karenanya pula, kita janganlah tersinggung bilamana orang-orang menjauh dan menutup hidungnya tatkala kita mengalami bersin ataupun batuk, namun saling memahami hak dan kewajiban masing-masing, mereka berhak untuk menjaga diri sebagaimana kita pun berkewajiban untuk menghargai keselamatan orang lain.
Mengapa kita perlu belajar?
Tanpa belajar, kita akan terjebak dalam berbagai asumsi demi berbagai asumsi
dalam diri kita. Tanpa kemauan untuk belajar, kita bahkan kemungkinan besar
akan berakhir dengan meyakini asumsi-asumsi tersebut, seperti berbagai mitos
mengobati penyakit dengan cara-cara tertentu yang ternyata tidak berfaedah sama
sekali dan bisa jadi justru memperparah penyakit yang diderita. Tidak sedikit diantara orangtua, berpikir bahwa ketika atau dengan menjadi orangtua maka dirinya otomatis akan paham cara merawat anak yang baik dan benar, tanpa perlu belajar perihal "parenting", namun benarkah asumsi demikian?
Dahulu, KWANG punya asumsi yang
sangat fatal ketika masih bocah kecil polos, yakni seolah seseorang seiring
bertambahnya umur, akan bisa memahami segala sesuatu secara sendirinya
sekalipun tanpa perlu repot-repot ataupun pusing-pusing untuk belajar.
Ternyata, asumsi KWANG tersebut, keliru besar!
Karenanya, jangan pernah
berpikir jika kita bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidung dengan
kain, seolah hanya memberi resiko berupa penularan “flu” bagi orang lain.
Faktanya, itu lagi-lagi merupakan wujud asumsi yang berbahaya, karena kebiasaan
bersin tanpa menutup hidung dan mulut dapat membawa resiko penularan penyakit
kusta kepada orang di sekitar kita—dimana masa inkubasi (jeda waktu antara
infeksi hingga munculnya gejala penyakit) bakteri kusta terhadap penderita yang
diinfeksinya ialah antara 5 sampai sekitar 20 tahun baru menunjukkan gejala
tertular dan terjangkit bakteri kusta.
Diatas kesemua itu, terdapat
pembelajaran yang tidak kalah pentingnya, agar pengetahuan dari ilmu
pengetahuan tidak menjelma malapetaka bagi semesta akibat asumsi “makin banyak
belajar di sekolah makin cerdas dan otomatis semakin bijaksana”, yakni kutipan
petikan ceramah Master Shih Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, sebagai
berikut:
“Kepintaran adalah kemampuan untuk membedakan mana yang
menguntungkan dan merugikan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakan
yang benar dan salah.”
Tidak sedikit orang-orang di
komunitas kita, semakin ia banyak belajar dan banyak pengetahuan justru semakin
licik dan semakin jahat perilakunya (semakin pandai untuk menipu), tidak lain
dengan menyalah-gunakan pengetahuan yang dimiliki oleh dirinya, sehingga
menjadi arogan. Karenanya pula, kita disamping perlu belajar ilmu pengetahuan,
juga perlu membekali diri kita dengan ilmu KEJUJURAN—yang juga tentunya, perlu
kita pelajari dan latih sehari-hari.
Hal yang baik, harus kita
pelajari, karena jarang ada seseorang yang terlahir dengan bakat karakter
bawaan yang sudah baik dari sejak dilahirkan. Karenanya, “budi pekerti” patut
menjadi mata pelajaran formil di sekolah maupun non-formil di rumah.
Sebaliknya, untuk menjadi orang
jahat yang berperangai buruk, tidak perlu untuk dipelajari, oleh sebab sifat
alamiah manusia menyerupai air, yang selalu alamiahnya bergerak / mengalir ke
bawah, bukan ke atas. Pendidikan ibarat melawan arus kebodohan batin,
membuat terang-benderang yang sebelumnya gelap-temaram (asumsi).
Lalu, mengapa kita harus dan
perlu untuk merasakan adanya keperluan untuk berlatih? Sebab, kita tidak dapat
berasumsi kita akan tumbuh besar dan otomatis secara sendirinya otot fisik dan
otot mental kita pun akan menjadi kuat secara sendirinya. Kita tidak bisa
menjadi kuat dan kokoh tanpa latihan. Tanpa latihan pula, otot kita dapat kian
melemah dan mengecil. Latihan serta pembelajaran, sifatnya ialah sepanjang
masa.
Latihan, merupakan ajang untuk
melakukan apa yang sering disebut sebagai momen “try and failure”, dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang kita pelajari, mengasahnya, serta memperdalamnya. Dalam
latihan, adalah wajar mengalami kekeliruan dan kesalahan, kembali mengutip
pesan dari Master Shih Cheng Yen yang menasehati agar kita juga mau belajar dan
berlatih untuk mengakui perbuatan diri kita sendiri:
“Orang yang mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya dengan rendah hati,
akan dapat meningkatkan kebijaksanaannya.”
KWANG sendiri selalu menjadikan
pekerjaan rutin sehari-hari sebagai suatu ajang melatih diri dan mengikis
kemalasan. Mengapa latihan, dapat membuat otot tubuh serta otot pikiran tidak
terkecuali otot mental kita menjadi kian kuat? Berikut penjelasan dari Master
Shih Cheng Yen:
“Jika enggan mengerjakan hal kecil, maka kita pun akan sulit
menyelesaikan tugas yang besar.”
Melakukan kesalahan, adalah
wajar dan manusiawi adanya. Namun, ketika kita tidak mau dan gagal untuk
belajar dari kesalahan maupun kegagalan yang pernah kita lakukan, maka itulah sumber
kesalahan terbesar kita, dimana pastinya kita akan terus melakukan kesalahan
serupa dikemudian hari. Nasehat bijak berikut dapat menjadi sumber inspirasi
untuk kita pelajari:
“Sikap pikir negatif dapat membuat kita larut akan kegagalan tanpa
berusaha belajar dari kegagalan tersebut, maka hilanglah kesempatan untuk
bangkit, berubah, dan bertumbuh.” (Anonim)
Kesempatan untuk belajar dan
berlatih, ada setiap saat, sepanjang kita membuka hati kita dari kesempatan maupun
berbagai peluang tersebut yang mungkin bisa terjadi kapan pun itu. Hati dan
mata yang tertutup, maka sekalipun berbagai kesempatan silih-berganti mendekati
dan meninggalkan kita, tidak akan pernah kita sadari, terlebih untuk dapat kita
raih dan genggam dengan antusias. Untuk itu, tepat kiranya KWANG kutipkan
kalimat bijak berikut yang cukup relevan:
“Kesempatan bukanlah sesuatu yang harus dicari, direbut, atau ditunggu. Kesempatan
adalah sesuatu yang diri kita sendiri ciptakan, sehingga tidak perlu kita
tunggu saat-saat yang tepat untuk mengambil tindakan. Momen yang paling tepat,
adalah saat kini juga.” (Anonim)
Selanjutnya, ialah ajang “uji-diri”.
Lewat menguji diri, kita menjadi tahu sampai sejauh apa kita telah bertumbuh,
yang tanpanya, kita mungkin terjebak pada asumsi bahwa kita telah memiliki
keterampilan yang sempurna, yang ternyata bisa jadi diluar sana terdapat
keterampilan orang lain yang lebih terampil dari kita.
Menguji diri bukanlah tanpa
resiko, kita bisa jatuh terpuruk dan atau bahkan merasa putus asa. Ibarat seorang
atlet, setiap hari dan sepanjang hari digunakan untuk berlatih, jika kemudian
dirinya mendapati kekalahan dari lawan tanding, maka pastilah akan merasa
kecewa.
Meski demikian, tanpa ajang “uji
diri”, kita hanya akan menipu diri kita sendiri lewat asumsi bahwa kita telah “tiada
tandingannya”. Ada kalanya kekalahan menjadi pelecut bagi kita untuk berjuang
dan berusaha lebih keras lagi, dan lebih bersungguh-sungguh lagi, karena
ternyata lawan kompetisi kita berlatih lebih keras daripada kita. Itulah dunia
kompetisi, yang berjuang secara lebih kuat dan lebih cerdas akan keluar sebagai
pemenangnya.
Berbagai rekor baru tercipta berkat
orang-orang mendapati bahwa adalah niscaya untuk memecahkan rekor sebelumnya
yang dikira mustahil oleh orang-orang sebelum itu. Keniscayaan untuk memecahkan
rekor, kemudian itulah yang menjadi sumber inspirasi untuk mencetak serta
memecahkan rekor baru lainnya. Jika orang lain saja ternyata bisa dan sanggup
untuk memecahkan rekor yang sebelumnya tercipta, mengapa kita tidak bisa?
Tidak ada yang jalan yang
ringan untuk ditempuh, pastilah penuh perjuangan serta pengorbannan yang menggoda
kita untuk menyerah ditengah jalan. Jangan pula kita berasumsi bahwa orang lain
dengan baik hati akan memberikan kita jalan yang bebas hambatan untuk ditempuh.
Adakalanya kita harus menentukan dan membuka jalan untuk diri kita sendiri. Apapun
itu, sebagai penutup, sungguh indah nasehat berikut yang tentunya pasti juga Sobat
sukai:
“Sekali kita menentukan tujuan, tetaplah berpikir positif dan berjuang
untuk mewujudkan tujuan kita tersebut. Kita mungkin butuh berhenti sejenak
untuk beristirahat agar memiliki kekuatan yang kita butuhkan untuk melanjutkan
perjalanan kita, itu tidak apa-apa.”
“Tidak ada seorang pemenang yang tidak pernah kalah. Tidak ada seorang jawara
bisa tertawa tanpa pernah kecewa. Apabila datang kekalahan dan kekecewaan, kita
hanya perlu berpegang pada keyakinan diri serta mengingat kembali tujuan hidup ataupun
cita-cita kita.” (Anonim)
Semoga hari-hari Sobat indah dan
menyenangkan selalu dalam niat yang positif, pikiran positif, serta semangat
yang juga positif. Karena KWANG EARRINGS adalah teman terbaik mu! 😊
0 comments
Ikuti juga sosial media kami pada business.facebook, dengan akun : "Expat 2 Local Thai" / @guideriana
Rincian layanan JasTip (Jasa Titip) produk Thailand, dapat dilihat pada menu "Jasa Pencarian, Jasa Titip, dan Pengiriman Produk Thailand ke Indonesia".
Rincian layanan Private Tour Guide di Bangkok-Thailand, dapat dilihat pada menu "Private Tour Guide Riana".
NOTE REDAKSI : Seluruh info kontak dalam website ini diperuntukkan khusus untuk tujuan pemesanan dan bagi pengguna jasa layanan yang kami tawarkan dalam website ini. Menghubungi kami diluar peruntukan tersebut, dimaknai sebagai menyalah-gunakan nomor / email kontak kerja profesi kami, tidak akan ditanggapi.
Mohon kesediaan menunggu sejenak bila belum ada tanggapan secara segera, karena faktor kesibukan atau karena lain sebab. Pemesanan akan kami respons sesegera yang kami mampu.
Konsumen / pengguna jasa dapat melakukan pemesanan pada nomor kontak / email yang tercantum dalam menu "HUBUNGI KAMI" atau pada rincian "contact person" di atas, bukan pada kolom komentar pada posting website.
Kami tunggu pesanan teman-teman sekalian dimana pun berada, akan kami kirimkan pesanan Anda dengan hati yang penuh kehangatan untuk Anda atau untuk buah hati dan keluarga yang Anda kasihi.
Salam hangat dari Bangkok, Thailand.
ttd
GUIDE RIANA & REMEMBERTHAI TEAM